TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah serangan teror dilakukan seorang pria warga keturunan Suriah terhadap anak-anak balita, yang sedang bermain di kota Annecy, Prancis, Kamis pagi, 8 Juni 2023.
Empat anak, berusia antara 22 dan 36 bulan, serta dua pensiunan terluka dalam serangan pisau itu. Misa diadakan di Katedral Annecy sebagai penghormatan kepada para korban dan keluarga mereka pada Jumat malam, kata otoritas gereja.
Jaksa Annecy, Line Bonnet-Mathis, mengatakan dia memperpanjang penahanan tersangka untuk interogasi lebih lanjut. Dia mengatakan tidak ada indikasi bahwa terorisme adalah motivasi dan tersangka sedang diselidiki atas percobaan pembunuhan.
Polisi menangkap seorang warga Suriah berusia 31 tahun yang mendapat suaka di Swedia 10 tahun lalu, kata Perdana Menteri Elisabeth Borne pada hari Jumat.
Dia memasuki Prancis secara legal, katanya, dan membawa dokumen identitas Swedia dan surat izin mengemudi Swedia. Swedia dan Prancis sama-sama anggota Wilayah Schengen, zona bebas paspor terbesar di dunia yang memungkinkan pergerakan orang tanpa batas antara 26 negara Eropa.
Serangan itu mengungkapkan ketegangan antara hak pergerakan bebas Eropa dan tekanan yang diberikan pemerintah di negara-negara seperti Prancis dan Italia dari para pemilih untuk memperkuat undang-undang imigrasi saat masyarakat bergeser ke kanan secara politik.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan bahwa tersangka tidak memiliki catatan polisi di Prancis. Dia sempat diinterogasi oleh polisi pada hari Minggu saat sedang mandi di danau Annecy.
Itu adalah "kebetulan yang meresahkan" bahwa hanya empat hari sebelum serangan, permintaan suaka penyerang di Prancis ditolak, kata menteri itu.
Salah satu dari dua pensiunan yang terjebak dalam serangan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa dia sedang duduk di bangku taman ketika penyerang mendekat sambil berlari.
"Dia mungkin ingin membuat satu korban lagi," kata Youssouf, yang meminta merahasiakan nama keluarganya.
Dua balita yang terluka parah sudah dalam kondisi stabil pada hari Jumat dan dokter optimis akan kesembuhan mereka, kata Presiden Emmanuel Macron.
Para simpatisan meletakkan bunga pada hari Jumat di taman bermain tempat tersangka menyerang anak-anak kecil. Seorang wisatawan pria, yang melihat kejadian itu, berhasil menghentikan serangan dan mengejar pelaku.
Macron, yang menyebut serangan itu sebagai "tindakan pengecut", mengunjungi rumah sakit di Grenoble tempat tiga dari empat anak dirawat sebelum menuju ke Annecy di dekatnya.
REUTERS
PILIHAN EDITOR Kaisar Jepang Melawat ke Indonesia Akhir Juni, Kunjungan Resmi Pertama Sejak Naik Takhta