TEMPO.CO, Jakarta - Penyedia energi nuklir nasional Ukraina menuduh pasukan Rusia menyiksa para pekerjanya di pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN Zaporizhzhia yang dikendalikan Rusia.
“Di PLTN Zaporizhzhia, penjajah meningkatkan tekanan terhadap para pekerja dan memaksa mereka menandatangani kontrak dengan Rusia di bawah siksaan,” kata Energoatom dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Anadolu pada Rabu.
Di kota satelit pembangkit nuklir Enerhodar, pasukan Rusia membully pekerja Ukraina yang sejauh ini menolak menandatangani kontrak kerja dengan perusahaan energi nuklir Rusia Rosatom, kata pernyataan itu.
“Para penjajah menyiksa para pekerja, mereka memukuli beberapa dari mereka tanpa basa-basi dan memaksa mereka untuk setuju bekerja sama dengan penyerang,” demikian pernyataan itu.
Otoritas Rusia belum menanggapi klaim tersebut.
Dalam pengarahan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengatakan bahwa situasi keselamatan dan keamanan nuklir di PLTN Zaporizhzhia semakin rapuh dan berbahaya.
Zaporizhzhia, yang merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dan salah satu dari 10 pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia, telah berada di bawah kendali Rusia sejak Maret tahun lalu, segera setelah dimulainya perang di Ukraina.
Kekhawatiran akan bencana nuklir tetap ada di tengah klaim penembakan di sekitar area tersebut.
Sementara itu, Rusia menuding Ukraina menolak semua proposal untuk memastikan keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang diajukan oleh (IAEA). Padahal menurut Moskow, Ukraina tidak memiliki kapasitas untuk membuat keputusan seperti itu, kata seorang diplomat senior Rusia, Rabu.
“Dalam pertanyaan ini, seperti dalam banyak pertanyaan lainnya, Ukraina tidak memiliki kapasitas hukum. Kepemimpinan negara ini memenuhi tuntutan Washington dan London, yang demi kepentingan politik, dengan mudah mengorbankan nyawa rakyat dan keselamatan fasilitas nuklir di benua Eropa,” kata Alexander Grushko dalam sebuah pernyataan.
Diplomat tersebut mengatakan bahwa Rusia akan terus mengambil langkah-langkah untuk memberikan keamanan bagi PLTN Zaporizhzhia.
“Kami tidak pernah mengerahkan dan tidak berencana mengerahkan kontingen militer dan peralatan militer yang dimaksudkan untuk operasi ofensif di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir. Hanya ada kekuatan di pembangkit listrik tenaga nuklir yang diperlukan untuk melindunginya dari serangan Ukraina, serta untuk menghilangkan konsekuensi yang mungkin terjadi,” katanya.
Grushko juga mendesak IAEA untuk “secara terbuka mengutuk” dan mengungkapkan informasi tentang serangan Ukraina terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir. “Kami berharap IAEA akan menunjukkan ketidakberpihakan dan non-keterlibatan badan tersebut dalam masalah ini,” katanya.
Pilihan Editor: Bos Nuklir PBB Pantau Langsung PLTN Zaporizhzhia di Ukraina
ANADOLU