Jepang kutuk penyebaran senjata nuklir di Belarusia
Sebelumnya, Jepang juga akan memberlakukan sanksi tambahan terhadap Rusia sebagai akibat dari penyebaran senjata nuklir Moskow di Belarusia. Hirokazu Matsuno, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, mengonfirmasi hal ini setelah pertemuan G7 yang diadakan pekan lalu, di mana negara tersebut sepakat untuk meningkatkan langkah-langkah hukuman terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Matsuno juga mengutuk tindakan Rusia pada hari Kamis, 25 Mei 2023, ketika mereka mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarusia. Pemerintah Jepang menganggap langkah tersebut akan semakin memperburuk situasi terkait invasi ke Ukraina.
"Dengan menjadi satu-satunya negara yang pernah mengalami dampak bom atom selama perang, Jepang tidak pernah menerima ancaman nuklir dari Rusia, apalagi penggunaannya," kata Matsuno dalam konferensi pers rutin di Tokyo pada hari Jumat, 26 Mei 2023, seperti dilansir oleh Reuters.
Rusia terus mendorong rencana untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia. Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, mengumumkan bahwa hulu ledak telah bergerak, menjadi penyebaran bom semacam itu yang pertama dilakukan di luar wilayah Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Presiden Vladimir Putin menyatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya terlibat dalam perang proksi yang meluas melawan Rusia setelah Kremlin mengirim pasukan ke Ukraina 15 bulan yang lalu. Rencana penyebaran senjata nuklir ini diumumkan oleh Putin dalam wawancara dengan televisi pemerintah pada tanggal 25 Maret.
"Masyarakat Barat pada dasarnya sedang menjalankan perang yang tidak diumumkan terhadap negara kita," kata Sergei Shoigu, Menteri Pertahanan Rusia, dalam pertemuan dengan rekan-rekannya dari Belarusia di Minsk, seperti yang disampaikan oleh keterangan resmi dari kementerian pada hari Kamis.