Henry Kissinger. AP/Andy Wong
Lahir di Bavaria Fuerth, Jerman, pada 27 Mei 1923, Kissinger berasal dari keluarga Yahudi kelas menengah. Ayahnya adalah seorang guru sekolah dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Pada 1938, keluarganya pindah ke London dan kemudian beremigrasi ke Amerika Serikat.
Di usia 20 tahun, Kissinger menerima kewarganegaraan Amerika dan langsung mengikuti wajib militer. Kemampuannya berbahasa Jerman membuat ia ditarik ke bidang intelijen militer.
Dilansir TASS, ia memulai karirnya sebagai dosen di Harvard, dan terdaftar sebagai profesor di Universitas tersebut hingga 1971. Di sana, dia memimpin wadah pemikir AS, seperti Dewan Hubungan Luar Negeri serta sejumlah proyek penelitian kebijakan luar negeri dan keamanan nasional.
Ia kemudian bekerja di lembaga pemerintah di bawah Presiden Dwight Eisenhower (1953-1961), John F. Kennedy (1961-1963) dan Lyndon Johnson (1963-1969).
Dalam perjalanannya, Henry Kissinger disebut-sebut memainkan peran kunci dalam membentuk kebijakan Washington pada 1970-an. Orangnya menyebutnya, 'bapak kebijakan' terutama tentang hubungan antara AS dan Uni Soviet, serta 'penganjur dialog' dalam kaitannya dengan hubungan diplomatik Washington dengan Beijing pada 1979.
Pada 1973, dia dianugerahi Nobel Perdamaian setelah dianggap sukses menegosiasikan akhir perang di Vietnam dan persiapan Perjanjian Perdamaian Paris.
Seharusnya dia menerima penghargaan itu bersama dengan diplomat dan negarawan Vietnam Le Duc Tho. Namun, Le Duc Tho menolak menerima penghargaan bergengsi tersebut karena menurutnya, perjuangan Vietnam "mengusir pasukan kolonia AS” belum berakhir.
Kissinger juga dikenal dengan upaya aktifnya menyelesaikan konflik Arab-Israel dengan melakukan "diplomasi ulang-alik".
Suami dari Nancy Kissinger ini pernah dianugerahi penghargaan sipil tertinggi AS, Presidential Medal of Freedom, pada 1977. Kemudian pada 1995, dia dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II, dari Inggris Raya.
Pilihan Editor: Agar Kissinger Tak Lagi Bingung
XINHUA | TASS | MSNBC | CBS