TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Suriah Bashar al Assad berada di Arab Saudi, Jumat, untuk menghadiri KTT Arab di mana dia akan bergaul dengan para pemimpin yang menghindarinya selama bertahun-tahun dalam perubahan kebijakan besar yang ditentang oleh Amerika Serikat dan kekuatan Barat lainnya.
Assad, yang dikucilkan selama lebih dari satu dekade oleh negara-negara Arab saat dia membalikkan gelombang perang saudara Suriah dengan bantuan Rusia, sekarang akan bergabung di KTT tersebut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga hadir untuk membangun dukungan pertempuran Kyiv melawan penjajah Rusia.
Negara-negara Teluk telah berusaha untuk tetap netral dalam konflik Ukraina meskipun Barat menekan produsen minyak Teluk untuk membantu mengisolasi Rusia, sesama anggota OPEC+.
Penerimaan kembali Suriah ke Liga Arab adalah sinyal kuat bahwa pengucilan Assad telah berakhir. Assad yang berseri-seri diterima oleh Wakil Gubernur wilayah Mekkah Pangeran Badr bin Sultan dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit saat ia tiba, Kamis, 18 Mei 2023, di Jeddah, kota tuan rumah.
Assad, ditemani beberapa pejabat Suriah lainnya, kemudian dikawal ke ruang resepsi terminal Kerajaan di mana dia melakukan percakapan singkat dengan Pangeran Badr dan Aboul Gheit. Potret raksasa pendiri Arab Saudi Raja Abdulaziz, Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman tergantung di dinding.
Assad diperkirakan akan berpidato di KTT Jumat malam, bersama dengan para pemimpin Arab lainnya.
Waktu telah mengubah segalanya. Pada KTT Arab yang diselenggarakan oleh Qatar satu dekade lalu, oposisi Suriah duduk di kursi Suriah. Pada 2018, emir Qatar mengatakan kawasan itu tidak bisa mentolerir "penjahat perang" seperti Assad.
Menjelang KTT, Amerika Serikat menyatakan kembali penentangannya terhadap normalisasi hubungan dengan Damaskus.
“Kami tidak percaya bahwa Suriah dapat masuk kembali ke Liga Arab,” kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel kepada wartawan di Washington, sambil menambahkan sanksi-sanksi seharusnya tidak dicabut.
"Terkait dengan normalisasi, kami tidak mendukung normalisasi dengan rezim Assad, dan kami tidak mendukung mitra kami melakukannya."
Tetapi Patel menambahkan bahwa “kami memiliki sejumlah tujuan bersama,” seperti membawa kembali Austin Tice, seorang mantan marinir AS dan jurnalis yang diculik di Suriah pada 2012.