Publik Lelah dengan Kudeta
Pemimpin Partai Move Forward, Pita Limjaroenrat berbicara kepada media usai pertemuan dengan mitra koalisi di Bangkok, Thailand, 18 Mei 2023. REUTERS/Athit Perawongmetha
Pita mengatakan rencananya untuk menjabat, termasuk tim untuk menyelesaikan perbedaan di antara para pihak dan "memastikan ada kelanjutan kekuasaan, meminimalkan risiko serta mengurangi faktor destabilisasi yang dapat merusak negara atau ekonomi atau pasar keuangan".
Agenda progresif Move Forward bergema dengan kebosanan publik selama sembilan tahun di bawah pemerintahan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, yang memimpin kudeta 2014 sebagai panglima militer.
Partai itu menikmati lonjakan dukungan sebelum pemilihan pada Minggu, mendorongnya menjadi partai terbesar di badan legislatif dengan 151 kursi. Partai Persatuan Bangsa Thailand pimpinan Prayuth hanya merebut 23 kursi DPR.
Move Forward menyisihkan partai oposisi lain, Pheu Thai, yang bersekutu dengan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang populer, yang digulingkan dalam kudeta 2006.
Pemimpin Pheu Thai Cholanan Srikaew menjanjikan dukungan untuk Pita sebagai perdana menteri dan untuk Move Forward untuk membentuk pemerintahan baru.
Semua senator memilih Prayuth sebagai perdana menteri setelah pemilihan 2019, memungkinkan dia untuk tetap menjabat meskipun Pheu Thai menang dalam pemilihan tersebut.
Beberapa senator telah mengatakan mereka tidak akan mendukung Pita sebagai perdana menteri karena mereka menentang perubahan apa pun pada undang-undang lese-majeste, yang dikenal sebagai Pasal 112.
“Saya tegaskan kami ingin melindungi monarki tetapi juga tidak mengizinkan 112 digunakan untuk merugikan orang lain,” kata Sudarat Keyuraphan, pemimpin Partai Thai Sang Thai, yang merupakan bagian dari koalisi Pita.
Dia mengatakan setiap partai dalam koalisi memiliki sikap hukum yang berbeda. “Kita harus membicarakan pasal ini serta semua kebijakan lainnya,” katanya.
Pita mengatakan para pihak akan menandatangani nota kesepahaman minggu depan untuk menciptakan pemahaman bersama tentang bagaimana mereka akan bekerja sama sebagai pemerintah.
Dia juga menepis kasus tertunda yang diajukan ke komisi pemilihan yang berusaha mendiskualifikasi dia atas saham yang diduga dia pegang di sebuah perusahaan media.
"Saya tidak khawatir. … Saya mengerti ada banyak dimensi dalam politik,” kata Pita. "Sebagai figur publik, saya bisa menerima penyelidikan."
Pilihan Editor: Pemilu Thailand: Oposisi Desak Partai Pendukung Jangan Khianati Pita Limjaroenrat
REUTERS | AL JAZEERA