TEMPO.CO, Jakarta - Badai dahsyat melanda pantai Bangladesh dan Myanmar pada Minggu, 14 Mei 2023, memaksa ratusan ribu orang dievakuasi dari pemukiman dengan banyak dari rumah rapuh di daerah dataran rendah.
Topan Mocha membawa angin berkecepatan hingga 210 km per jam, menyebabkan gelombang laut setinggi 4 m yang memengaruhi lebih dari 2 juta orang langsung di jalurnya, sebagian besar di negara bagian Rakhine dan Chin di Myanmar.
Tetapi lebih banyak lagi yang bisa menderita karena badai bergerak ke pedalaman dari Teluk Benggala, Pusat Satelit PBB memperingatkan.
"Menyelamatkan nyawa adalah prioritas utama kami," kata pejabat bantuan bencana Bangladesh, Mijanur Rahman. Sekitar 300.000 orang dipindahkan sebelum badai diperkirakan melanda daratan sekitar tengah hari.
Pekerja bantuan mengkhawatirkan satu juta pengungsi Rohingya, termasuk setengah juta anak-anak, yang tinggal di kamp-kamp di kota pantai Cox's Bazar dekat jalur topan.
"Orang-orang berisiko sedang dalam proses dipindahkan ke tempat penampungan yang aman dan kami juga mengatur paket bantuan," kata Farah Kabir dari ActionAid Bangladesh.
Sebagian besar pengungsi tinggal di tempat tinggal sementara di kamp-kamp padat setelah melarikan diri dari penumpasan yang dipimpin militer di Myanmar pada 2017.
Setidaknya 100.000 orang di negara bagian Rakhine yang miskin di Myanmar telah mengungsi sejak pekan lalu, kata seorang petugas kantor kemanusiaan PBB (OCHA).
"Kami menggunakan biara dan sekolah sebagai tempat berlindung," kata juru bicara Tentara Arakan Khine Thu Kha.
"Kami telah mengatur pasokan makanan dengan penduduk setempat, tetapi jika ini menjadi jangka panjang, akan ada lebih banyak masalah."
Tentara berseragam yang mengenakan pelampung oranye memindahkan penduduk dengan perahu kayu, dalam gambar dan video yang disediakan oleh milisi.
Sekitar 6 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan dan 1,2 juta orang mengungsi di Rakhine dan barat laut, kata OCHA.
Myanmar terjerumus ke dalam kekacauan sejak junta merebut kekuasaan dengan kudeta dua tahun lalu. Setelah penumpasan berdarah terhadap protes, gerakan perlawanan memerangi militer di berbagai daerah.
REUTERS
PILIHAN EDITOR Suhu di Singapura Capai Rekor Tertinggi Selama 40 Tahun Terakhir