Rencana Alternatif
Myanmar dilanda kekerasan dan gejolak ekonomi sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta 2021. Tatmadaw melancarkan tindakan keras terhadap lawan, beberapa di antaranya melarikan diri ke luar negeri untuk membentuk Pemerintah Persatuan Nasional (NUG).
Lina mencatat perlunya rencana kerja itu supaya ASEAN juga bisa mensinergikannya dengan negara kunci atau tetangga seperti Cina dan India, yang mengambil langkah sendiri dalam mengatasi krisis Myanmar. Rencana alternatif juga diperlukan apabila pendekatan terus menerus dilakukan tanpa arah yang jelas.
Indonesia beberapa kali menegaskan pendekatannya dalam menangani krisis Myanmar adalah dengan diplomasi senyap. Jokowi menekankan komitmen ASEAN untuk terus berjuang menyelesaikan krisis Myanmar, dengan terlibat dengan semua pemangku kepentingan di negara tersebut, termasuk dengan junta militer, demi kepentingan kemanusiaan.
“Tidak usah berpaku pada ASEAN. Kalau ASEAN tidak bersatu terus, Indonesia muncul sendiri dong, berani atau tidak? Itu pertanyaannya?” kata Lina. Ia menambahkan, setiap kali five point consensus tidak berjalan, Indonesia bisa mengajukan alternatif.
Pilihan Editor: Angkatan Laut AS Gagalkan Penyelundupan Heroin dari Iran Rp 1,1 Triliun