TEMPO.CO, Jakarta - Seorang petani Ukraina menemukan cara baru untuk menghilangkan ranjau yang ditinggalkan pasukan Rusia di ladangnya. Dia melengkapi traktornya dengan panel pelindung yang dilepas dari tank Rusia dan mengoperasikannya dengan remote control.
Setelah pasukan Rusia diusir dari bagian timur Ukraina oleh serangan balasan Ukraina tahun lalu, ranjau masih tersebar di banyak ladang sehingga membahayakan petani yang menanam biji-bijian untuk panen berikutnya.
Ladang di sekitar Desa Hrakove tidak terkecuali. Oleksandr Kryvtsov, seorang manajer umum di perusahaan pertanian, tidak sabar menunggu bantuan dari penjinak ranjau resmi yang harus bekerja keras membersihkan ladang dari ribuan ranjau.
Seorang pekerja menggunakan remote control untuk mengoperasikan traktor anti ranjau di ladang pertanian dekat desa Hrakove, di wilayah Kharkiv, Ukraina 26 April 2023. REUTERS/Vitalii Hnidyi
Sebagai gantinya, dia merancang traktor dengan kendali jarak jauh yang dapat menahan ledakan setelah memasanginya pelindung baja dari kendaraan militer Rusia yang rusak. Dia membeli sistem yang memungkinkan salah satu timnya mengoperasikan traktor dari jarak jauh untuk menghindari ledakan.
"Kami mulai melakukan ini karena waktu tanam telah tiba dan kami tidak dapat melakukan apapun karena layanan penyelamatan sangat sibuk," kata Kryvtsov kepada Reuters.
"Kami menabrak ranjau anti-tank yang kemudian meledak, tetapi traktornya tetap aman," katanya. "Semua orang hidup dan aman. Peralatan yang rusak kena ledakan, bisa diperbaiki."
Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, mengatakan pekan lalu sekitar 30% wilayah Ukraina telah dipasang ranjau oleh Rusia dan bahwa pemerintah berfokus pada pembersihan lahan pertanian secepat mungkin.
“Kami tidak punya waktu untuk menjinakkan ranjau di ladang. Jumlah pekerjaan sangat besar,” kata Serhii Dudak, kepala unit penjinak ranjau yang sekarang mengawasi pekerjaan traktor pembersih ranjau.
"Butuh waktu bertahun-tahun untuk menjinakkan medan khusus ini dengan tangan dan untuk menjamin tidak ada ranjau di sini."