TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perwira militer Israel dicopot dari jabatannya, Minggu, 30 April 2023, karena menghadiri protes politik dengan berseragam, kasus pertama selama krisis terkait rencana reformasi yudisial pemerintah yang telah menimbulkan kemarahan di kalangan militer.
Media lokal mengidentifikasi perwira itu sebagai seorang mayor yang disiarkan televisi membawa tandu dalam aksi publisitas selama unjuk rasa pro-pemerintah yang diadakan pada Kamis dalam upaya untuk mengimbangi demonstrasi berbulan-bulan menentang reformasi.
Militer mengkonfirmasi pangkatnya tetapi, dalam sebuah pernyataan tentang pelanggarannya, hanya mengatakan bahwa dia telah mengambil bagian dalam protes minggu lalu saat berseragam, dan otoritas komandonya dicopot.
Dorongan oleh koalisi agama-nasionalis Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengendalikan Mahkamah Agung Israel telah menimbulkan kekhawatiran atas independensi peradilan. Dia mengatakan undang-undang, yang saat ini ditangguhkan, bertujuan untuk menyeimbangkan perpecahan dalam pemerintahan.
Perseteruan telah bergema di dalam angkatan bersenjata Israel, yang sangat bergantung pada wajib militer dan telah lama berusaha untuk menjadi wadah peleburan bagi masyarakat yang terpecah belah. Beberapa tentara cadangan mengancam akan menolak perintah pemanggilan jika reformasi terjadi.
Menyuarakan kekhawatiran akan kesiapan perang negara itu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant keluar pada Maret menentang kecepatan perombakan tersebut. Netanyahu menanggapi dengan mengumumkan pemecatan Gallant, tetapi mundur, dengan alasan perlunya mengatasi tantangan keamanan.
REUTERS
Pilihan Editor: Paus Fransiskus: Vatikan Diam-diam Ikut Misi Perdamaian Ukraina