Perpecahan yang Mendalam
Di balik kegelisahan Zwebner, ada ketakutan perpecahan yang kian mendalam yang selalu ada di Israel antara Ashkenazi Eropa dan Mizrahi Timur Tengah, antara Yerusalem yang religius dan Tel Aviv yang santai dan antara pemukim sayap kanan dan kaum liberal perkotaan.
Warga Arab Israel, yang merupakan seperlima dari populasi, sebagian besar tidak terlibat dalam perdebatan, yang menurut banyak orang Palestina mengabaikan keprihatinan mereka dan pendudukan selama puluhan tahun di wilayah yang mereka inginkan sebagai inti dari negara masa depan.
Tetapi meningkatnya kekuatan partai-partai keagamaan yang membantu Netanyahu berkuasa tahun lalu telah membuat banyak orang Israel sekuler khawatir, yang sering membenci kondisi khusus dan subsidi yang memungkinkan banyak pria Ortodoks menghindari dinas militer dan belajar di sekolah-sekolah Taurat daripada mengambil pekerjaan berbayar.
Para nasionalis kanan pada gilirannya menuduh pengkritiknya gagal menghormati demokrasi dan iklim politik yang semakin beracun telah memicu kemarahan antara "populis" dan "elite liberal" yang terlihat di seluruh dunia Barat.
Menurut sebuah survei oleh Channel 12 News minggu lalu, sekitar 51% orang Israel pesimistis tentang masa depan negara itu, yang telah berkembang dari wilayah pertanian yang miskin menjadi pusat kekuatan teknologi tinggi dalam waktu seumur hidup.
REUTERS
Pilihan Editor: Begini Komentar Para Menlu Uni Eropa Soal Dubes China yang Pertanyakan Kedaulatan Ukraina