TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Pertahanan Beni Sukadis mengatakan faktor manusia sebagai penyebab utama kebocoran dokumen rahasia berisi data intelijen Amerika Serikat baru-baru ini, yang disebut oleh Pentagon merupakan “tindakan kriminal yang disengaja”.
Dokumen rahasia yang bocor diyakini sebagai pelanggaran keamanan AS paling serius sejak lebih dari 700.000 dokumen, video, dan kabel diplomatik muncul di situs web WikiLeaks pada 2010.
Kebocoran ini tidak terungkap hingga dilaporkan oleh New York Times minggu lalu, meskipun dokumen tersebut telah diposting di situs media sosial beberapa minggu sebelumnya.
Belakangan baru diketahui pelakunya adalah seorang anggota Garda Nasional Udara AS berusia 21 tahun, Jack Douglas Teixeira dari North Dighton, Massachusetts. Dia ditangkap oleh agen FBI bersenjata berat di rumahnya pada Kamis, 13 April 2023.
“Faktor manusia merupakan penyebab utama. Kebocoran dari orang dalam hal yang sering terjadi,” kata Beni saat dihubungi Tempo pada Senin, 17 April 2023.
Beni membandingan kasus yang heboh pekan lalu dengan tindak Edward Snowden, bekas Pegawai Keamanan Nasional (NSA), yang juga membobol data intelijen AS.
Sebagai pegawai NSA pada 2013, Snowden menyerahkan informasi rahasia kepada jurnalis The Washington Post dan The Guardian. Data tersebut berkaitan dengan pengawasan dinas intelijen Amerika atas komunikasi informasi warga di seluruh dunia.
Ternyata menurut dokumen-dokumen tersebut, dinas rahasia Amerika Serikat telah memata-matai 35 kepala negara dan pemerintahan dunia selama lebih dari lima tahun. Saat ini Snowden sudah mendapatkan kewarganegaraan Rusia.
“Tapi, kebocoran ini harus dilihat secara rinci juga apakah sengaja dari orang dalam atau bentuk disinformasi,” kata Beni. "Saya lebih curiga ada yang membocorkan."
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Jumat, 14 April 2023, memerintahkan penyelidik untuk menentukan mengapa tersangka pembocor memiliki akses ke informasi sensitif, termasuk catatan yang menunjukkan rincian yang diklaim tentang kerentanan militer Ukraina.
Washington juga merasa dipermalukan sebab tindakan mata-matanya terhadap sekutu terungkap. Kejatuhan dari kasus tersebut telah mengguncang Washington.
Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer telah meminta pengarahan untuk semua 100 senator minggu depan. Sementara Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy berjanji untuk menyelidiki.
"Pemerintahan Biden gagal mengamankan informasi rahasia," kata McCarthy di Twitter. "Melalui komite kami, Kongres akan mendapatkan jawaban mengapa mereka tertidur saat peralihan."
Biden mengatakan dia mengambil langkah-langkah untuk memperketat keamanan.
"Sementara kami masih menentukan keabsahan dokumen-dokumen itu, saya telah mengarahkan komunitas militer dan intelijen kami untuk mengambil langkah-langkah untuk lebih mengamankan dan membatasi distribusi informasi sensitif," katanya dalam sebuah pernyataan.
Karena persoalan yang paling banyak disorot adalah pengelolaan data dan sistem security clearance, Beni setuju bahwa perlu adanya evaluasi mekanisme pengelolaan dan penyimpanan data.
Beni sendiri melihat dampak politik jangka pendek kebocoran data ini berpengaruh pada hubungan antara negara yang kurang harmonis. Tapi tidak ada dampak serius dalam jangka panjangnya.
Tuntutan pidana yang diumumkan pada Jumat menuntut Teixeira dengan satu dakwaan melanggar Undang-Undang Spionase terkait dengan penyalinan dan pengiriman materi pertahanan yang sensitif secara tidak sah. Sementara dakwaan kedua terkait dengan pemindahan materi pertahanan yang melanggar hukum ke lokasi yang tidak sah.
Jaksa tinggi keamanan nasional federal Boston, Nadine Pellegrini, meminta agar Teixeira ditahan sambil menunggu persidangan. Sidang penahanan ditetapkan pada Rabu mendatang.
Pilihan Editor: Jack Teixeira, Pembocor Dokumen Rahasia Pentagon, Siapa Dia?
DANIEL A. FAJRI