TEMPO.CO, Jakarta - China meluncurkan satelit cuaca pada hari Minggu, 16 April 2023, setelah memberlakukan zona larangan terbang di utara Taiwan dengan berdalih ada kemungkinan jatuhnya puing-puing roket.
Kementerian Transportasi Taiwan mengatakan Beijing awalnya memberi tahu Taipei akan memberlakukan zona larangan terbang dari Minggu hingga Selasa, tetapi kemudian mengatakan periode itu telah dikurangi menjadi 27 menit pada Minggu pagi setelah Taiwan memprotes.
Pengumuman larangan terbang itu mengguncang regional karena hal itu terjadi tak lama setelah China menggelar latihan perang baru di sekitar Taiwan.
China Aerospace Science and Technology Corporation, kontraktor utama China untuk program luar angkasanya, mengatakan satelit cuaca Fengyun 3G berhasil diluncurkan dari provinsi barat laut Gansu pada pukul 9:36 pagi.
Satelit itu kemudian memasuki orbitnya, kata kontraktor itu, menggambarkan peluncuran itu sebagai "sukses total". Fengyun 3G adalah satelit orbit rendah bumi yang dirancang untuk melacak curah hujan.
Tidak disebutkan apa jalur penerbangan roket Long March 4B yang membawa satelit itu, tetapi waktunya bertepatan dengan pengumuman China sebelumnya tentang zona larangan terbang.
China mengatakan tidak akurat untuk menyebutnya sebagai zona larangan terbang, meskipun Taiwan telah mengeluarkan pemberitahuan kepada penerbang, atau NOTAM, yang menggunakan kata-kata "wilayah udara diblokir karena aktivitas penerbangan luar angkasa".
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan beberapa puing dari peluncuran roket telah jatuh ke "zona peringatan" di lepas pantai utara pulau itu, tetapi tidak mempengaruhi keamanan teritorial Taiwan.
Penerbangan ke dan dari Taiwan dan China, Taiwan dan Korea Selatan dan Taiwan dan Jepang termasuk di antara mereka yang memutar di sekitar zona tersebut pada Minggu pagi, menurut rute yang dilacak di Flightradar24.
Jalur penerbangan normal dilanjutkan tak lama setelah pukul 10 pagi (0200 GMT).
Zona tersebut berada di area di atas Laut Cina Timur sedikit di timur laut Taiwan yang secara rutin menjadi lalu lintas penerbangan sipil yang padat.
Administrasi Penerbangan Sipil Taiwan mengatakan dalam periode satu jam mulai dari pukul 09.00, 33 penerbangan harus mengubah rute mereka, menambah waktu terbang tambahan lima hingga 10 menit.
REUTERS
Pilihan Editor Iran Ancam Hukum Berat Penganjur Wanita Buka Hijab