TEMPO.CO, Jakarta - Para menteri luar negeri dari negara anggota Kelompok Tujuh (G7) akan menggelar rapat di Jepang mulai Minggu, 16 April 2023, di tengah bayang-bayang perang Rusia Ukraina dan ketegasan Cina yang menjadi perhatian negara-negara Barat. Keamanan Eropa dan Indo-Pasifik jadi pokok pembicaraan.
Pertemuan tiga hari di kota resor Karuizawa ini, juga terjadi di tengah kekhawatiran beberapa anggota G7 di Eropa – terutama Presiden Prancis Emmanuel Macron, dianggap lemah terhadap ancaman Cina atas Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.
Cina dalam beberapa hari terakhir mengadakan latihan militer di sekitar Taiwan. Beijing tidak pernah menutup kemungkinan mengerahkan kekuatan untuk kembali merebut pemerintah Taipei.
"Keamanan Eropa dan Indo-Pasifik tidak dapat didiskusikan secara terpisah - mereka saling terkait satu sama lain," kata seorang pejabat kementerian luar negeri Jepang tentang pertemuan yang akan datang, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh para menteri G7 yang terdiri dari Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Kanada, Idan talia. Selain dari mereka, akan ada perwakilan dari Uni Eropa. Persamuhan ini akan berfungsi sebagai pendahuluan dari KTT para pemimpin di Hiroshima bulan depan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fumio Kishida.
Kishida mengunjungi Ukraina bulan lalu. Konflik di timur Eropa telah memicu curahan dukungan yang jarang terjadi untuk Ukraina di Jepang. Mayoritas warga Jepang yang melihat invasi Rusia, dengan menyoroti potensi ancaman terhadap Taiwan di dekatnya dari Cina yang semakin tegas.
Profesor ilmu politik di Universitas Temple Jepang James D.J. Brown mengatakan salah satu alasan mengapa Jepang begitu kuat dalam mendukung Ukraina adalah karena mereka menginginkan dukungan Barat yang lebih luas terkait isu-isu Asia Timur.
Brown menambahkan, pertemuan tersebut akan menjadi kesempatan bagi Jepang untuk mendorong anggota lain untuk fokus pada Indo-Pasifik. Sekaligus juga melihat krisis Ukraina sebagai peristiwa global daripada hanya tentang keamanan Eropa.
Seorang sumber diplomatik Amerika Serikat kepada Reuters dengan syarat anonimitas, mengatakan Washington juga telah berusaha untuk membangun komitmen G7 pada tindakan lebih lanjut untuk mencegah Cina mengambil langkah-langkah untuk mengubah status quo politik Taiwan.
Akan tetapi, Brown meyakini dengan reaksi keras menyusul komentar Macron yang menyarankan kehati-hatian atas keterlibatan dalam potensi krisis Taiwan, negara-negara tersebut kemungkinan akan menegaskan kembali solidaritas di dalam G7 dalam mendukung Ukraina.
"G7 telah menjadi mitra penting dalam meminta pertanggungjawaban Rusia atas agresinya di Ukraina. Saya yakin G7 akan terus memainkan peran penting dalam hal itu, termasuk pada pertemuan para menteri luar negeri yang akan datang," kata Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Vedant Patel, Senin, 10 April 2023.
REUTERS
Pilihan Editor: Ditekan Cina, Tsai Ing-wen Ingin Memperkuat Kemampuan Militer
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini