TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengindikasikan pemilihan nasional akan diadakan pada 14 Mei 2023. Artinya dia berpegang pada rencana pemilu sebelumnya.
Keputusan itu diambil meski tanggal tersebut hanya berselang tiga bulan setelah gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 45.000 orang di Turki.
“Bangsa ini akan melakukan apa yang diperlukan pada 14 Mei, insya Allah,” kata Erdogan dalam pidatonya kepada anggota parlemen dari Partai AK di parlemen pada Rabu, 1 Maret 2023.
Ada sinyal yang bertentangan mengenai kemungkinan waktu pemilihan presiden dan parlemen sejak gempa bumi bulan lalu.
Beberapa pihak menyarankan rencana ditunda hingga akhir tahun atau dapat diadakan sesuai jadwal, yakni pada 18 Juni.
Sebelum bencana, popularitas Erdogan telah terkikis oleh melonjaknya biaya hidup dan kemerosotan lira.
Pemerintah Turki sejak itu menghadapi kritik atas tanggapannya terhadap gempa paling mematikan dalam sejarah modern negara itu.
Sementara Erdogan telah menerima bahwa ada masalah dengan tanggap gempa. Dia juga membelanya dan mengatakan “kampanye negatif” telah dilakukan untuk “kepentingan politik”.
Erdogan, yang ingin memperpanjang kekuasaannya hingga dekade ketiga, sebelumnya mengatakan dia memajukan pemungutan suara hingga Mei untuk menghindari liburan di bulan Juni.
Jajak pendapat menunjukkan, mereka akan menghadirkan tantangan pemilihan terbesarnya.
Keraguan tentang kemampuan otoritas pemilu mencuat untuk mempersiapkan dan membuat pengaturan logistik bagi pemungutan suara di zona yang dilanda gempa. Wilayah gempa itu adalah tempat tinggal bagi sekitar 14 juta orang.
Keadaan darurat selama tiga bulan diumumkan di provinsi-provinsi Turki yang terkena dampak gempa bumi pada 7 Februari, sehari setelah gempa terjadi.
Pilihan Editor: Erdogan Mengumumkan Pemilu Turki Digelar 14 Mei
AL JAZEERA