TEMPO.CO, Jakarta - Harvey Weinstein, produser Peraih Oscar, dijatuhi hukuman 16 tahun penjara pada Kamis atas pemerkosaan seorang aktris pada 2013 di Los Angeles, Kamis, 23 Februari 2023. Weinstein, dulu raksasa Hollywood, telah menjadi simbol budaya kejahatan seksual yang meluas oleh orang-orang berkuasa yang memicu gerakan #MeToo.
Hukuman itu, yang dijatuhkan sebagai hukuman akumulasi terhadap masa tahanan 23 tahun Weinstein (70 tahun), yang sudah dijalani karena pelanggaran seksual di New York. Hukuman tambahan ini membuat mantan produser peraih Oscar itu akan menghabiskan seumur hidupnya dipenjara.
Weinstein, duduk di kursi roda dengan pakaian penjara berwarna coklat, tidak mengakui kesalahannya, memohon kepada hakim, “Saya mohon ampunan,” sesaat sebelum hakim menjatuhkan hukuman untuknya. Sidang dua-jam itu berlangsung di ruang yang sama di pengadilan Los Angeles di mana panel juri pada Desember lalu menyatakan produser film ini bersalah atas pemerkosaan, persetubuhan oral yang dipaksakan dan penetrasi seksual dengan objek asing.
Dakwaan-dakwaan itu berasal dari serangan terhadap seorang mantan model dan aktris, yang diidentifikasikan sebagai Jane Doe 1, di sebuah hotel Los Angeles, Februari 2013.
Berbicara di depan pengadilan dengan air mata dan suara yang bergetar di akhir sidang Kamis, perempuan itu mengatakan ia pernah menjadi seorang “perempuan yang sangat bahagia dan percaya diri” hingga Weinstein memperkosanya. Kemudian, “saya kehilangan identitas. Saya pikir tak akan ada orang yang bisa mencintai saya. Saya patah hati, kosong dan sendiri,” tambahnya, terisak-isak.
Penjara 16 tahun yang diputus oleh Hakim Mahkamah Agung Lisa Lench lebih ringan daripada tuntutan 24 tahun maksimum yang diajukan jaksa tetapi jauh lebih keras dibandingkan hukuman yang dicari oleh para pengacara Weinstein.
Penasihat hukum terdakwa Mark Werksman meminta bahwa Weinstein mendapatkan tidak lebih dari tiga tahun untuk masing-masing dari tiga dakwaan yang diputus terhadapnya, dijalani bersamaan dengan hukuman yang lain, dengan argumentasi bahwa dakwaan itu berasal dari “satu serangan seksual yang berlanjut” yang terjadi dalam “cobaan berat 10-15 menit”, dan bukan tiga tindakan terpisah.