TEMPO.CO, Jakarta - Sumber di Pemerintah Arab Saudi mengungkap Negeri Ka’bah tersebut akan menanamkan uang deposito sebesar USD 1 miliar (Rp 15 triliun) ke bank sentral Yaman. Langkah itu diambil karena Pemerintah Yaman sedang terseok-seok menyusul melemahnya mata uang Yaman, naiknya harga bahan bakar dan harga-harga komoditas.
Sumber tersebut juga membocorkan perihal ini akan diumumkan secara resmi pada Selasa, 21 Februari 2023 waktu setempat dalam penutupan sebuah konferensi soal kemanusiaan yang dipimpin Humanitarian Aid and Relief Center milik Raja Salman di Ibu Kota Riyadh.
Bangunan bersejarah yang sebagian runtuh akibat hujan tanpa henti di Kota Tua Sanaa, Yaman, Ahad, 9 Agustus 2020. Pemerintah Yaman yang sudah terhuyung-huyung karena perang, kekurangan makanan, serta penyakit telah bekerja dengan UNESCO dan donatur lain untuk melestarikan sebagian. (Xinhua/Mohammed Mohammed)
Arab Saudi memimpin koalisi militer di Yaman untuk memerangi kelompok Houthi, yang diduga mendapat dukungan dari Iran. Perang Yaman meletup sejak 2015 setelah Pemerintah Yaman digulingkan oleh kelompok Houthi.
Saat ini konflik sudah beralih menjadi tidak ada lagi perang, sebagian besar pertempuran sudah berhenti. Namun kesepakatan damai belum juga dicapai, di mana kedua belah pihak yang bertikai gagal memperbaharui kesepakatan damai yang dimediasi PBB, yang akan berakhir pada Oktober 2023.
Pemerintah Yaman yang diakui dunia internasional saat ini bermarkas di wilayah selatan Yaman dan kondisi keuangan publik semakin memburuk. Hal ini terjadi setelah kelompok Houthi melancarkan serangkaian ke terminal-terminal sehingga menghambat ekspor minyak.
Sebelumnya pada November 2022, Arab Monetary Fund menandatangani sebuah kesepakatan bernilai USD 1 miliar (Rp 15 triliun) untuk mendukung program reformasi ekonomi Yaman. Perang Yaman telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat 80 persen populasi negara itu bergantung pada bantuan. Ada jutaan warga Yaman menderita kelaparan.
Sumber: english.alarabiya.net
Pilihan Editor: Angkatan Laut Amerika Menyita 70 Ton Bahan Bakar Rudal dari Iran
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.