Slogan Pheu Thai adalah "Berpikir Besar, Bertindak Cerdas”, membidik reformasi bertahap oleh pemerintahan Perdana menteri Prayuth Chan-ocha yang didukung militer sejak ia merebut kekuasaan 2014.
“Gambarannya harus besar dan kami harus mampu mengatasi masalah-masalah lama yang membusuk. Semua ini harus ditangani dengan sepenuhnya,” kata Paetongtarn.
Meskipun belum disebut sebagai kandidat perdana menteri Pheu Thai, Paetongtarn jauh memimpin dalam jajak-jajak pendapat untuk perdana menteri, dengan dua kali dukungan dibanding Prayuth.
Pheu Thai diperkirakan memenangkan sebagian besar suara, tetapi kemungkinan bersusah payah untuk memimpin sebuah pemerintahan mengingat pengaruh militer atas Senat yang ditunjuk, yang bersama-sama dengan majelis rendah terpilih memilih perdana menteri.
Paetongtarn mengatakan ia berkonsultasi secara rutin dan tetap dekat dengan ayahnya, yang sebagian besar waktunya tinggal di Dubai. Kekhawatiran terbesar sang ayah, menurut Paetongtarn, adalah kampanyenya sementara ia tengah hamil tujuh bulan.
"Tapi saya baik-baik saya,” katanya. “Ini kehamilan kedua saya. Saya tahu diri saya. Saya tidak akan terlalu keras.”
Terletas dari popularitas elektoral mereka, keluarga Shinawatra dibenci di Thailand sebesar mereka dicintai. Mereka telah lama dituduh oleh lawan-lawan politiknya melakukan kronisme untuk memperkaya teman-teman bisnis dan membeli orang-orang miskin dengan kebijakan-kebijakan populis yang tak berguna. Keluarga Shinawatra membantah tuduhan itu.
Pemilihan umum Thailand menjadi pertandingan dendam antara elite-elite yang berseteru di negara kedua terbesar Asia Tenggara. Paetongtarn mengatakan ia tetap prihatin dengan dampak perebutan kekuasaan negara yang melibatkan keluarganya, termasuk kudeta, yang katanya membuat Thailand "mundur".
"Itu juga membuat dunia melihat negara kami dari sudut pandang yang berbeda. Mereka tidak ingin berdagang dengan kami. Ini mengurangi peluang bagi semua orang," katanya. "Negara kami sudah lama membeku. Jadi kudeta tidak boleh terjadi lagi. Negara harus maju dan rakyat berhak mendapatkan penghidupan yang lebih baik."
REUTERS
Pilihan Editor: Menlu Sebut WNI Tewas Korban Gempa Turki Jadi Empat Orang