TEMPO.CO, Jakarta - Dua orang Israel termasuk satu bocah tewas dan beberapa lainnya terluka ketika seorang pengemudi seperti sengaja menabrakkan mobilnya ke kerumunan di halte bus pinggiran Yerusalem pada Jumat, 10 Februari 2023.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan, insiden itu sebagai serangan teroris dan memerintahkan keamanan diperketat.
"Semua orang terbaring, terlempar, dalam kondisi yang sangat buruk. Sayangnya, satu anak tidak selamat," kata petugas layanan ambulans United Hatzalah, Ariel Ben-David, kepada Radio Angkatan Darat.
Polisi mengatakan pengemudi telah "dilumpuhkan" tetapi belum dipastikan apakah dia tewas. Seorang saksi mata mengatakan, dia menyaksikan serangan itu dari mobilnya dan beberapa saat kemudian ada seorang warga sipil menembak penyerang sebelum petugas polisi datang dan juga menembak ke dalam mobil.
Insiden itu terjadi selama periode ketegangan tinggi menyusul serangan di mana seorang pria bersenjata Palestina menembak tujuh orang di luar sinagog bulan lalu.
Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir, yang bertanggung jawab atas pasukan polisi di daerah tersebut, mengunjungi tempat kejadian.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan sebuah mobil biru menabrak tiang di depan halte bus di daerah Ramot, bagian dari Yerusalem yang dicaplok oleh Israel setelah perang Timur Tengah 1967.
Pasukan Israel melakukan ratusan penangkapan selama beberapa bulan terakhir di Tepi Barat yang diduduki. Hampir tiap hari terjadi baku tembak berdarah antara pasukan Israel dan kelompok bersenjata Palestina. Lebih dari 35 warga Palestina, termasuk pria bersenjata dan warga sipil, tewas sepanjang tahun ini.
Juru bicara Hamas, kelompok Islam yang berkuasa di Jalur Gaza, memuji serangan itu sebagai "operasi heroik" tetapi tidak mengaku bertanggung jawab.
Pilihan editor Sebut Israel Lakukan Apartheid ke Palestina, Wali Kota Barcelona Resmi Putuskan Hubungan
REUTERS