TEMPO.CO, Jakarta - Boeing akan berpisah dengan 747 yang ikonik ketika mereka mengirim pesawat terakhir ke Atlas Air, Selasa, 31 Januari, menandai akhir dari era “jumbo jet” pertama yang menguasai langit.
Ribuan karyawan Boeing – termasuk beberapa yang disebut “Incredibles” yang mengembangkan jet pada 1960-an – diperkirakan akan menyaksikan pengiriman terakhir pesawat bersejarah, yang membawa perjalanan lewat udara menjadi massal dan mewakili potongan budaya Amerika yang tak terhapuskan.
Baca Juga: Diselidiki di Brasil, Bolsonaro Mencari Izin Tinggal Enam Bulan di AS
“Ini adalah pengalaman yang sangat emosional, saya tahu, bagi begitu banyak tim saat ini dan begitu banyak yang memiliki garis keturunan dalam program ini selama berdekade-dekade,” kata Kim Smith, wakil presiden Boeing dan manajer umum untuk program-program 747 dan 767.
Dikenal sebagai "Queen of the Skies," (Sang Ratu Angkasa), 747 adalah pesawat dengan koridor kembar pertama, yang dirancang dan dibangun Boeing dalam 28 bulan dan Pan Am memperkenalkannya pada 1970.
“Ini pesawat yang mendefinisi ulang industri dan mendefinisi perjalanan udara,” kata Guy Norris, salah satu penulis "Boeing 747: Design and Development Since 1969."
Fasilitas Boeing di Everett, Washington, telah menjadi lokasi produksi 747 sejak pesawat ini masih menjadi konsep. Dibangun pada 1967 untuk menghasilkan jet raksasa, fasilitas ini tetap menjadi pabrik pesawat terbesar di dunia, menurut Boeing.