Sikap Jacinda Ardern Menuai Pujian Dunia
Saat baru dua tahun menjabat sebagai Perdana Menteri, kepiawaiannya harus diuji lantaran terjadi aksi teror yaitu penyerangan terhadap di sebuah masjid.
Jacinda Ardern, mengecam keras serangan teror yang merenggut warga sipil tak bersalah. "Ini menjadi hari paling hitam dalam sejarah,” kata Ardern dalam jumpa pers pada Sabtu, 16 Maret 2019.
Pelaku penyerangan, bernama Brenton Harrison Tarrant, 28 tahun, asal Kota Gafton, New South Wales, Australia berasal dari kelas pekerja, Tarrant mengaku anak dari keluarga berekonomi dan pendidikan rendah. Dia menggunakan simbol kelompok supremasi kulit putih di akun jejaring sosialnya.
Korban penyerangan itu adalah warga Selandia Baru yang sedang melaksanakan salat Jumat di masjid Al Noor dan masjid Linwood di Kota Christchurch, yang terletak di pantai timur negara itu.
Sebanyak 50 orang tewas termasuk seorang warga negara Indonesia bernama Lilik Abdul Hamid, yang merupakan insinyur kapal terbang, dan telah bekerja selama 18 tahun di sana. Korban tewas baik lelaki dan perempuan termasuk anak-anak.
Kala itu, sikap Jacinda Ardern dalam merespons teror menuai pujian dari dunia bahkan Pemimpin Spiritual Tibet, Dalai Lama.
Responsif menghadapi virus corona
Jacinda Ardern menjadi salah satu pemimpin dunia yang responsif dalam menatasi virus corona pada saat pertama kali merebak. Akibat virus Corona, pemerintah Selandia Baru memutuskan untuk membatalkan upacara berkabung tragedi penembakan di masjid Christchurch.
Sebab, acara yang dijadwalkan berlangsung itu diprediksi akan dihadiri banyak orang, baik dari dalam maupun luar negeri. Pemerintah setempat khawatir hal itu malah akan mempercepat penyebaran virus Corona di Selandia Baru.
"Ini adalah keputusan yang pragmatis. Kami sangat sedih harus membatalkan acara ini. Tapi, dalam suasana berduka ini, jangan sampai kita malah menciptakan resiko baru," ujar Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 14 Maret 2020.
Menjalin hubungan dengan presenter televisi
Jacinda Ardern, mengumumkan pertunangannya dengan Clarke Gayford, kekasih yang sudah lama dipacari. Juru bicara Ardern, Andrew Campbell pada Jumat, 3 Mei 2019, mengatakan pertunangan itu terjadi saat libur Paskah.
Gayford, 41 tahun, adalah seorang pembawa acara tentang memancing di sebuah televisi. Bersama Ardern, keduanya telah memiliki seorang putri Neve Te Aroha, 10 bulan.
Gayford dan Ardern bertemu enam tahun lalu ketika Gayford komplain ke seorang anggota parlemen mengenai perubahan proposal Partai Nasional demi mengamankan legislasi. Namun yang terjadi, di parlemen itu Gayford berjumpa dengan Ardern, seorang politikus yang sedang naik daun dari Partai Buruh. Keduanya lalu lanjut minum kopi hingga memutuskan hidup bersama.
Di Selandia Baru, Gayford memandu acara televisi bertajuk ‘Ikan Hari Ini’. Acara ini mengharuskan Gayford berkeliling wilayah Pasifik, memancing dan menemukan resep memasak untuk ikan tangkapannya. Acara televisi ini telah dijual ke 20 negara dan memenangkan sebuah penghargaan di Festival Film Internasional Houston pada 2016.
Kerja sambil momong anak
Jacinda Ardern melahirkan seorang anak perempuan tahun 2018 pada usia 38 tahun. Dia menjadi perdana menteri pertama dalam sejarah Selandia Baru yang mengambil cuti hamil. Pasca cuti, Ardern tak sungkan membawa putrinya saat berdebat di ruang parlemen, juga berenang dengan anak-anak anggota parlemen lainnya.
Saat meninggalkan kediamannya di Auckland untuk kembali ke ibu kota Wellington, pasangan Ardern yaitu Clarke Gayford akan sepenuhnya mengasuh anak mereka. Sementara itu Jacinda Ardern kembali bekerja di parlemen.
Jacinda Ardern mengatakan dalam wawancara media bahwa putrinya yang bernama Neve Te Aroha, juga akan ikut bepergian dengannya untuk saat ini karena dia menyusui. Putri pertamanya itu juga akan menemaninya saat berkunjung ke New York untuk menghadiri rapat Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).