TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 63 tentara Rusia tewas dalam serangan Malam Tahun Baru oleh Ukraina di barak darurat di wilayah Donetsk. Menurut pemerintah Rusia dalam pernyataan pada Senin, 2 Januari 2023, militer Ukraina telah meluncurkan enam proyektil di pangkalan sementara di kota timur Makiivka menggunakan sistem roket berpemandu HIMARS yang dipasok oleh Amerika Serikat.
Baca: Rusia Kirim Drone Kamikaze ke Ukraina, Bertuliskan Selamat Tahun Baru
Dua dari rudal ditembak jatuh oleh pertahanan udara Rusia, namun empat lainnya menghantam gedung. Pernyataan kementerian itu muncul setelah Departemen Komunikasi Strategis angkatan bersenjata Ukraina mengatakan pada Minggu malam bahwa 400 tentara Rusia tewas dalam serangan itu dan 300 lainnya luka-luka.
Rekaman yang diposting online menunjukkan sebuah bangunan yang diklaim sebagai sekolah kejuruan di Makiivka yang dikuasai Rusia berubah menjadi puing-puing yang membara. Belum ada verifikasi dari laporan yang diungkapkan oleh kedua pihak.
Jika penghitungan Ukraina benar, maka jumlah korban akan menjadi salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan Rusia sejak Moskow melancarkan invasi pada akhir Februari 2022. Pihak berwenang yang didukung Moskow di Donetsk juga mengakui adanya korban dari serangan itu.
Daniil Bezsonov, seorang pejabat senior yang didukung Rusia di wilayah tersebut, mengatakan gedung sekolah yang dihantam oleh roket HIMARS terjadi satu menit setelah tengah malam pada Sabtu. “Ada yang tewas dan terluka,” kata Bezsonov pada Minggu malam dalam sebuah postingan di aplikasi pesan Telegram. “Jumlah pastinya masih belum diketahui. Bangunan itu sendiri rusak parah.”
Korban Tewas Bisa Ratusan Orang
Igor Girkin, mantan petugas Layanan Keamanan Federal yang membantu Rusia, mengatakan pada hari Senin bahwa jumlah korban tewas dan terluka mencapai ratusan. Banyaknya korban tewas, menurut Girkin, karena amunisi disimpan di gedung yang sama tempat para rekrutan itu ditampung. “Ini bukan satu-satunya pengerahan personel dan peralatan (sangat padat) di zona penghancuran rudal HIMARS,” katanya di Telegram.
Pada Senin malam, staf umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya berada di balik serangan di Makiivka. "Sebanyak 10 unit peralatan militer musuh dari berbagai jenis dihancurkan dan dirusak," kata staf umum itu.
Mantan pemimpin separatis Rusia Igor Strelkov mengatakan pasukan Rusia yang tewas sebagian besar terdiri dari orang-orang Rusia yang dimobilisasi. Mereka ditempatkan di sebuah gedung yang tidak dilindungi. Gedung tersebut hampir seluruhnya hancur karena amunisi yang disimpan di tempat itu meledak dalam serangan tersebut.
"Sepuluh bulan memasuki perang Rusia Ukraina, berbahaya dan kriminal untuk menganggap musuh bodoh yang tidak melihat apa-apa," kata Andrei Medvedev, wakil ketua legislatif kota Moskow.
Gubernur Samara, Dmitry Azarov, mengatakan bahwa di antara para korban adalah penduduk di wilayahnya. Ia menambahkan bahwa hotline telah disiapkan untuk kerabat korban yang tewas.
Di media sosial, beberapa menuduh pihak berwenang Rusia meremehkan jumlah korban tewas. "Ya Tuhan, siapa yang akan percaya pada angka 63? Bangunan itu telah hancur total," tulis seorang Rusia, Nina Vernykh, di jejaring sosial terbesar di negara itu, VKontakte.
Sebuah pengumuman di jejaring sosial mendesak orang Rusia untuk mengumpulkan pakaian, obat-obatan, dan peralatan bagi mereka yang selamat dari serangan tersebut.
Simak: Beda Putin dan Zelensky di Pidato Tahun Baru, Perang Masih Berlanjut
AL JAZEERA | CHANNEL NEWS ASIA