TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin Ukraina dan Rusia sama-sama bersumpah akan meraih kemenangan dalam pidato Tahun Baru mereka. Volodymyr Zelensky berbicara tentang rasa terima kasih dan rasa sakit, Vladimir Putin mendesak Rusia untuk bertanggung jawab, menjadikan perang sebagai pertarungan eksistensial.
Zelensky dalam pidato sebelum pergantian tahun pada 31 Desember 2022, mengenang beberapa momen paling dramatis dan kemenangan perang. Dia mengisi pesan video 17 menit dengan rekaman serangan Rusia di negara itu dan kata-kata kebanggaan bagi orang Ukraina yang bertahan dari serangan, kegelapan, dan dingin mencekam.
"Kita diancam: Anda tidak punya pilihan lain selain menyerah. Kita katakan: kita tidak punya pilihan lain selain menang. Kita berjuang sebagai satu tim - seluruh negara, semua wilayah kita. Saya mengagumi kalian semua," kata Zelensky, mengenakan pakaian khaki khasnya dan berdiri dalam kegelapan dengan bendera Ukraina berkibar di belakang.
Beberapa menit setelah pidato Zelensky, banyak ledakan terdengar di ibu kota dan di seluruh negeri. Serangan itu menyusul rentetan lebih dari 20 rudal jelajah yang ditembakkan ke Ukraina pada Sabtu - dan banyak pemboman sebelumnya.
Pergantian tahun menandai bulan ke-11 invasi Rusia ke Ukraina, sejak Putin mengumumkannya pada Februari 2022. Moskow tidak siap menghadapi perlawanan gigih dan miliaran dolar senjata Barat yang telah membantu Ukraina bertahan.
Pasukan Rusia dipaksa keluar dari lebih dari setengah wilayah yang mereka rebut pada minggu-minggu pertama. Putin mengatakan agresinya ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk "denazifikasi" dan demiliterisasi Ukraina.
Zelensky menjanjikan merebut kembali tanah yang dicaplok Moskow. "Tidak mungkin untuk melupakan. Dan tidak mungkin untuk memaafkan. Tapi mungkin untuk menang," ujarnya.
Takdir Rusia
Putin menyampaikan pesan Tahun Baru yang tegas dan agresif mengenai 2022 sebagai tahun yang secara jelas "memisahkan keberanian dan kepahlawanan dari pengkhianatan dan kepengecutan."
Putin berterima kasih kepada pasukan Rusia, tetapi dia juga menuntut lebih banyak upaya mereka. Rusia telah mengalami banyak kemunduran di medan perang hingga muncul sejumlah kritik internal atas manuver militernya.
"Hal utama adalah nasib Rusia. Mempertahankan tanah air adalah tugas suci kita untuk leluhur dan keturunan kita. Moral, kebenaran sejarah ada di pihak kita," kata Putin, yang mengenakan jas dan dasi berwarna gelap.
Rusia telah merencanakan operasi cepat di Ukraina, tetapi perang berlangsung panjang. Rusia terpaksa menempatkan masyarakat lebih pada pijakan perang: memanggil lebih dari 300.000 cadangan, memperlengkapi kembali ekonomi yang dirugikan oleh sanksi Barat dan mengatakan secara terbuka bahwa konflik mungkin akan berlangsung lama. .
Putin kembali menuding Barat berniat "menghancurkan Rusia" dengan menggunakan Kyiv. Dia berjanji tidak akan membiarkan manuver Barat dan memberi isyarat sekali lagi, bahwa perang, meskipun sulit, akan terus berlanjut.
"Kita selalu tahu, dan hari ini kita kembali yakin bahwa masa depan Rusia yang berdaulat, mandiri, dan aman hanya bergantung pada kita, pada kekuatan dan kemauan kita," kata Putin.
REUTERS