TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang serangan drone Rusia menggempur infrastruktur penting di ibu kota Ukraina, Kyiv dan sekitarnya pada Senin, 2 Januari 2023. Pejabat mengkonfirmasi serangan itu, saat Rusia memperpanjang pengeboman terus-menerus hingga hari kedua 2023.
Pada Senin, pukul 3 pagi waktu setempat, sistem pertahanan udara Ukraina disebut telah menghancurkan 20 objek udara di atas Kyiv. "Suaranya keras di wilayah dan di ibu kota: serangan drone malam hari. Rusia meluncurkan beberapa gelombang drone Iran, yang menargetkan fasilitas infrastruktur penting. Pertahanan udara sedang bekerja,” kata Gubernur Kyiv Oleksiy Kuleba di Telegram.
Sebelumnya, Walikota Vitali Klitschko menyebut satu orang terluka oleh puing-puing dari pesawat tak berawak yang dihancurkan di Kyiv dan menghantam sebuah bangunan di distrik timur laut ibukota.
Klitschko melalui Telegram menyebutkan, seorang pria berusia 19 tahun dibawa ke rumah sakit di distrik Desnianskiy yang sebagian besar merupakan pemukiman, di tepi kiri Sungai Dnipro.
Komando militer regional di timur Ukraina mengatakan sistem pertahanan udara menghancurkan sembilan drone buatan Iran di atas wilayah Dnipropetrovsk dan Zaporizhzhia pada dini Senin.
Sisa-sisa drone bertuliskan "untuk Ryazan" di lokasi sebuah bangunan yang dihancurkan oleh serangan pesawat tak berawak Rusia di Kyiv, Ukraina 14 Desember 2022. Serangan drone itu terjadi di tengah laporan bahwa Rusia telah kehabisan drone kamikaze Iran Shahed-136 yang tidak terlihat di medan perang selama berminggu-minggu. REUTERS/Gleb Garanich
Warga Ukraina bersorak dari balkon saat pertahanan udara mereka meledakkan rudal dan drone Rusia dari langit pada jam-jam pertama Tahun Baru. "Selamat Ukraina! Selamat para pahlawan!" beberapa berteriak saat sirene serangan udara meraung.
Presiden Volodymyr Zelensky pada Minggu, 1 Januari 2023, mengatakan, pasukan Ukraina menembak jatuh 45 drone Shahed buatan Iran yang ditembakkan oleh Rusia pada malam pertama tahun ini. Dia memuji warga Ukraina karena menunjukkan rasa terima kasih kepada pasukan dan satu sama lain.
"Drone, rudal, yang lainnya tidak akan membantu mereka. Karena kita bersatu. Mereka dipersatukan hanya oleh rasa takut," katanya mengenai serangan Rusia.
Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pidato tahun barunya mengisyaratkan tidak akan berhenti menyerang Ukraina. Dia tetap teguh pada keyakinannya bahwa Barat telah menggunakan Ukraina sebagai alat untuk menghancurkan Rusia.
"Barat sedang mempersiapkan agresi dan sekarang mereka secara sinis menggunakan Ukraina dan rakyatnya untuk melemahkan dan memecah belah Rusia. Kita tidak pernah mengizinkan ini, dan tidak akan pernah mengizinkan siapa pun melakukan ini kepada kita," kata Putin yang dikutip oleh kantor berita pemerintah Rusia.
Rusia menyangkal menargetkan warga sipil. Namun Moskow telah menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina.
Ukraina telah melawan dengan dukungan militer Barat, mengusir pasukan Rusia dari lebih dari setengah wilayah yang mereka rebut. Dalam beberapa minggu terakhir, garis depan di timur Ukraina sebagian besar berjalan statis. Ribuan tentara tewas dalam peperangan yang intens.
REUTERS