TEMPO.CO, Jakarta - Kazakhstan akan mendeportasi seorang tentara Rusia berpangkat mayor yang melarikan diri dari negaranya karena keberatan dengan invasi ke Ukraina dan berharap menemukan perlindungan di Barat, kata istrinya, Kamis, 29 Desember 2022.
Ratusan ribu orang Rusia melarikan diri ke Kazakhstan dan negara tetangga lainnya setelah perang dimulai. Banyak dari mereka adalah warga sipil, menyeberang secara legal karena menghindari mobilisasi.
Sebagai petugas Layanan Perlindungan Federal (FSO), yang bertugas melindungi presiden Rusia, Mayor Mikhail Zhilin, 36 tahun, dilarang meninggalkan Rusia dan dia secara ilegal menyeberang ke Kazakhstan pada bulan September ketika akan dikirim ke Ukraina.
Istrinya, Yekaterina, melakukan perjalanan ke Kazakhstan secara legal bersama kedua anak mereka pada waktu yang bersamaan. Zhilin ditahan di Kazakhstan dan dijatuhi hukuman deportasi yang dia coba hindari dengan terbang ke Armenia. Namun ia ditangkap sebelum bisa naik ke pesawat.
Istri Zhilin mengatakan pengadilan Kazakh menegaskan kembali putusan deportasi pada hari Rabu dan pada Kamis Zhilin sudah dalam perjalanan ke perbatasan sementara dia menghubungi pengacara hak asasi manusia dalam upaya untuk mencegah deportasinya.
Kazakhstan, bekas republik Soviet yang menolak permintaan Zhilin untuk memberikan status pengungsi, mengambil garis tipis antara tetap bersahabat dengan Rusia, mitra dagang utama, dan tidak melakukan tindakan yang dapat membuatnya terlihat seperti mengambil sikap pro-perang, terutama karena sebagian besar warga Kazakh menentang invasi.
Belum ada penjelasan dari Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan tentang upaya Zhilin menolak deportasi ini.
REUTERS