TEMPO.CO, Jakarta - Italia mendesak seluruh Uni Eropa mengikuti jejaknya mewajibkan pelancong dari China untuk tes Covid-19 guna mencegah penyebaran virus corona.
Namun sejumlah anggota Uni Eropa melihat tes terhadap pendatang dari China tidak perlu dilakukan saat ini.
Baca Juga:
Italia menemukan separuh dari penumpang sebuah pesawat dari China yang men darat di Milan, positif Covid-19. Saat ini, China menghadapi peningkatan kasus harian setelah pemerintah mencabut pembatasan.
Pejabat kesehatan UE mengadakan pembicaraan Kamis pagi dan menekankan bahwa koordinasi sangat penting, tetapi tidak dapat menyepakati satu tindakan.
Ini bukan pertama kalinya negara-negara UE terpecah karena kebijakan Covid. Pada awal pandemi ada banyak perdebatan tentang apa yang harus dilakukan, dan persaingan yang memanas untuk membeli peralatan keselamatan, sebelum negara-negara anggota bersatu dan berhasil menempatkan - dan berbagi - vaksin.
Italia berharap UE akan memberlakukan tes Covid wajib untuk semua penumpang yang terbang dari China seperti yang dilakukan Roma, kaya Perdana Menteri Giorgia Meloni.
Skala wabah di China dan keraguan atas data resmi telah mendorong negara-negara termasuk Amerika Serikat dan Jepang untuk memberlakukan aturan perjalanan baru pada pengunjung China saat Beijing mencabut pembatasannya.
Di UE, sejauh ini hanya Italia yang mewajibkan swab antigen Covid-19 untuk semua pelancong dari China. Ini berisiko tidak efektif jika negara lain di blok itu tidak melakukannya, padahal tidak ada pembatasan antar-negara.
Bandara utama di kota Milan Italia mulai menguji penumpang yang datang dari Beijing dan Shanghai pada 26 Desember dan menemukan bahwa hampir setengah dari mereka terinfeksi.
Sebelumnya, Brigitte Autran, kepala komite penilaian risiko kesehatan COVARS Prancis, mengatakan, bahwa dari sudut pandang ilmiah, tidak ada alasan pada tahap ini untuk mengembalikan kontrol di perbatasan.
Namun Autran mengatakan, ketentuan bisa berubah kapan saja, tetapi untuk saat ini situasinya terkendali dan tidak ada tanda-tanda varian Covid baru yang mengkhawatirkan di China.
Jerman dan Portugal juga mengatakan mereka melihat tidak perlu pembatasan perjalanan baru, sementara Austria telah menekankan manfaat ekonomi dari kembalinya turis China ke Eropa.
Inggris juga mengatakan tidak berencana untuk mengembalikan tes Covid bagi mereka yang datang ke negara itu.
Komite kesehatan UE, yang terdiri dari pejabat dari kementerian kesehatan di seluruh blok, mengakhiri pertemuannya dengan seruan untuk sikap bersatu.
"Kita perlu bertindak bersama dan akan melanjutkan diskusi," kata Komisi Eropa dalam tweet, tanpa menyebutkan kapan pembicaraan akan dilanjutkan.
Perbatasan China ditutup untuk orang asing sejak awal 2020, segera setelah virus corona pertama kali muncul di pusat kota Wuhan, tetapi Beijing mengumumkan akan menghapus karantina bagi pelancong yang masuk mulai 8 Januari 2023.
Pembukaan kembali meningkatkan prospek turis China kembali ke tempat belanja di seluruh dunia, yang pernah menjadi pasar bernilai $255 miliar per tahun secara global.