TEMPO.CO, Jakarta - Inggris pada Kamis 29 Desember 2022 mempertimbangkan rencana untuk menerapkan pembatasan COVID-19 bagi pendatang dari China. Hal ini dilaporkan Telegraph seperti dikutip Reuters. Pembatasan itu akan mencakup keharusan menjalani tes COVID-19.
Baca juga: Covid-19 di China Kian Tak Terkendali: Rumah Sakit Penuh, Dokter Kewalahan
Para pejabat dari departemen transportasi, dalam negeri dan Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial (DHSC) pada ahri ini dijadwalkan akan memutuskan apakah Inggris akan mengikuti kebijakan Amerika Serikat dan Italia.
Kedua negara itu telah memberlakukan pembatasan COVID-19 bagi pelaku perjalanan dari China, menurut laporan itu.
Juru bicara Perdana Menteri Inggris sebelumnya mengatakan pada Rabu bahwa pembatasan itu "bukan sesuatu yang sedang kami cermati", kata laporan itu.
DHSC belum membalas permintaan Reuters untuk berkomentar.
AS mewajibkan tes COVID-19 bagi pelaku perjalanan dari China pada Rabu, sedangkan Italia telah mensyaratkan tes antigen dan pengurutan virus bagi semua pelaku perjalanan dari China.
Pasien Covid di China membanjiri rumah sakit. Rumah duka pun penuh karena gelombang Covid-19 yang melonjak telah menguras sumber dayanya. Dicabutnya kebijakan nol-Covid sebelumnya menjadi penyebab sistem kesehatan di negara tersebut semakin rapuh.
China pada bulan ini melepas kebijakan ketat Covid-19 untuk menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi negaranya. Pencabutan pembatasan itu menyusul protes yang meluas terhadap kebijakan nol-Covid tersebut.
Beijing melaporkan tiga kematian baru terkait Covid-19 untuk Selasa, 27 Desember 2022. Angka kematian yang sedikit di tengah gelombang besar penyebaran virrus corona tersebut memicu keraguan sejumlah negara-negara.
Pada Rabu malam, 28 Desember 2022, Amerika Serikat menjadi negara kelima setelah India, Italia, Jepang, dan Taiwan yang mengatakan akan mewajibkan tes Covid-19 untuk pelancong dari China.
Tingkat vaksinasi keseluruhan China ada di atas 90 persen, tetapi tingkat untuk orang dewasa yang telah mendapatkan suntikan penguat turun menjadi 57,9 persen. Sementara menurut data pemerintah pekan lalu, untuk orang berusia 80 tahun ke atas tercatat 42,3 persen.
Negara ini memiliki sembilan vaksin Covid yang dikembangkan di dalam negeri yang disetujui untuk digunakan, tetapi tidak ada yang diperbarui untuk menargetkan varian Omicron yang sangat menular.
Baca juga: Separuh Penumpang Pesawat dari China ke Italia Positif Covid
REUTERS