TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan keprihatinan dan kekecewaan atas keputusan Taliban menangguhkan akses pendidikan ke universitas bagi perempuan Afghanistan.
Baca juga: Arab Saudi dan Qatar Desak Taliban Batalkan Larangan Perempuan Afghanistan Kuliah
Melalui cuitan akun @Kemlu_RI, Kementerian Luar Negeri menyatakan pendidikan adalah hak asasi yang mendasar, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
"Indonesia senantiasa mendesak Taliban untuk menyediakan akses seluas-luasnya terhadap pendidikan untuk perempuan," katanya seperti dikutip Kamis, 22 Desember 2022.
Pada Selasa, 20 Desember 2022, Kementerian Pendidikan Tinggi Afghanistan yang berada di bawah kekuasaan Taliban mengumumkan keputusan larangan kuliah bagi perempuan. Keputusan itu segera berlaku sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
Pengumuman oleh Pemerintah Taliban, yang belum diakui secara internasional, muncul saat Dewan Keamanan PBB bertemu di New York membahas Afghanistan.
Pada Maret, Taliban menuai kritik dari banyak pemerintah asing dan warga Afghanistan karena mengingkari janjinya untuk membuka semua sekolah menengah khusus perempuan
Larangan Taliban itu menuai kecaman luas dari komunitas internasional, terutama dari Perserikatan Bangsa-Bangsan (PBB), Amerika Serikat, Turki, dan sejumlah negara lainnya.
Terkini Arab Saudi dan Qatar juga mendesak Taliban supaya membatalkan keputusan melarang perempuan untuk kuliah.
Kemlu RI menyebut, Indonesia sangat yakin bahwa partisipasi perempuan dalam segala bidang kehidupan masyarakat Afghanistan sangat penting bagi terwujudnya Afghanistan yang damai, stabil, dan sejahtera.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi beberapa kali memberikan perhatiannya atas pendidikan perempuan Afghanistan, termasuk saat Forum International Conference on Afghan Women's Education di Bali pada awal bulan ini yang diinisiasi Indonesia dan Qatar.
Konferensi itu menghasilkan sepuluh butir pesan dukungan bagi perempuan di Afghanistan. Di antaranya termasuk seruan untuk memperluas kesempatan dan akses bagi perempuan dan anak-anak perempuan Afghanistan agar mendapat manfaat dari pendidikan formal di semua tingkat dan berbagai metode pembelajaran.
Baca juga: Larang Perempuan Afghanistan Kuliah, Taliban Tuai Kecaman Dunia
DANIEL A. FAJRI