Direktur bidang Kedaruratan WHO Mike Ryan melihat ledakan kasus Covid-19 di Cina terjadi sebelum Pemerintah Cina memutuskan melonggarkan aturan Covid-19. Pandangan Ryan itu membalikkan anggapan yang menilai kenaikan kasus Covid-19 di Cina akibat pelonggaran kebijakan nol-Covid-19.
Ryan juga memperingatkan perlunya Cina meningkatkan imunisasi vaksin vurus corona. Sebab virus mematikan tersebut menyebar dengan sangat cepat di Cina jauh sebelum aturan Covid-19 cabut.
Saat ini ada narasi kalau langkah Cina merelaksasi aturan Covid-19 telah membuat kasus Covid-19 di negara itu tidak terkendali.
“Virus ini menyebar dengan cepat karena saya yakin pengendalian Covid-19 ini tidak menghentikan penyakit itu (Covid-19). Saya percaya Cina mengambil keputusan secara strategis bahwa itu bukan pilihan starategis,” kata Ryan.
Sebelumnya Cina telah mengumumkan akan membuat perubahan pada kebijakan nol kasus Covid-19 dalam beberapa bulan ke depan. Sebuah sumber juga menyebut Cina akan segera mempersingkat durasi karantina mandiri untuk pelancong yang datang ke negara itu.
Baca juga: Top 3 Dunia: Profil Presiden Kenya yang Baru dan Negara yang Pertama Akui Kemerdekaan Indonesia
Kasus baru positif Covid-19 secara nasional di Cina pada November 2022, sebanyak 28.127 kasus atau hampir mendekati puncak kasus virus corona pada April 2022. Dari jumlah itu, separuhnya berasal dari Guangzhou dan Chongqing.
Di Ibu Kota Beijing, kasus positif Covid-19 juta mengalami kenaikan hampir setiap hari. Kondisi ini membuat Pemerintah Kota Beijing semakin getol menyerukan pada warganya agar di rumah saja.
Ada dua kasus baru kematian akibat Covid-19, jumlah itu turun dibanding akhir pekan lalu yang tercatat ada tiga kasus kematian karena virus corona. Itu adalah kasus kematian akibat Covid-19 terbaru di Cina sejak Mei 2022.
Sidang ACT Digelar Virtual, Ahyudin Dengarkan Dakwaan dari Ruang di Bareskrim
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini