TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah umat Yahudi yang menghadiri pesta Piala Dunia 2022 mengeluh kebijakan pemerintah Qatar yang berubah-ubah. Qatar disebut telah menarik kembali rencana untuk mengizinkan persiapan dan penjualan makanan kosher atau makanann dengan standar halal umat Yahudi, serta membatasi ibadah di negara Muslim yang sangat konservatif itu.
Baca: Memakai Kemeja Pelangi, Jurnalis Amerika Sempat Dilarang Masuk Stadion Piala Dunia 2022
Lebih dari 10.000 orang Yahudi diprediksi berada di Qatar selama penyelenggaraan Piala Dunia 2022. Namun menurut The Jerusalem Post, pengikut Yudaisme menghadapi perjuangan berat untuk mengikuti prinsip-prinsip iman mereka selama turnamen berlangsung.
“Kami dijanjikan akan diizinkan untuk membuat ruang agar orang Yahudi yang religius yang datang untuk melihat pertandingan memiliki tempat ibadah,” tulis Jerusalem Post mengutip perwakilan organisasi Yahudi yang tidak disebutkan namanya.
Namun rencana itu buyar karena Qatar melarang umat Yahudi beribadah di tempat tertentu. "Kami baru-baru ini diberitahu bahwa mereka melarang tempat ibadah bagi orang Yahudi karena mereka tidak dapat mengamankannya."
Umat Yahudi Tak Bisa Membeli Makanan Kosher
The Jerusalem Post juga menyebutkan bahwa orang-orang Yahudi tidak dapat membeli makanan kosher yang dimasak sepanjang turnamen Piala Dunia 2022 meskipun sebelumnya ada janji bahwa makanan itu akan tersedia untuk pengunjung.
Banyak orang Yahudi mematuhi aturan dalam kepercayaan mereka termasuk soal makanan. Hanya makanan yang dianggap layak dikonsumsi dan telah disiapkan dengan tata cara Yahudi yang layak untuk dikonsumsi. Hewan yang dimakan adalah yang disembelih oleh orang yang terlatih khusus yang dikenal sebagai Schochet.
“Mereka dijanjikan bisa memasak makanan halal termasuk daging halal, tapi saat ini hanya diperbolehkan menjual sandwich bagel dingin,” ujar sumber itu menambahkan.
“Tidak ada makanan halal, tidak ada makanan Shabbat dan tidak ada kebaktian umum,” kata yang lain.
Mereka juga memprotes pernyataan Qatar tentang inklusivitas sepanjang turnamen Piala Dunia 2022 yang tidak ada artinya. “Mereka (mengatakan) akan memisahkan agama dari olahraga, jadi kenapa Qatar yang hebat tidak tahu bagaimana mengamankan jamaah Yahudi?” tambah sumber itu.
Piala Dunia FIFA di Qatar secara resmi dimulai pada Minggu, 20 November 2022. Pelaksanaan Piala Dunia 2022 itu disertai sejumlah isu tak sedap mulai dari tuduhan korupsi, dugaan pelecehan terhadap pekerja migran serta diskriminasi terhadap individu LGBTQ.
Pejabat Qatar secara konsisten menyatakan bahwa setiap orang akan disambut di pesta sepak bola. Qatar juga membantah banyaknya tuduhan yang ditujukan kepada negara tersebut.
Simak: Bukan Inggris yang Dijagokan Institut Data Sains dan AI Nasionalnya Juara Piala Dunia 2022
RUSSIA TODAY