TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah fasilitas energi Ukraina dan pabrik pendorong roket, remuk oleh serangan Rusia pada Kamis, 17 November 2022. Serangan itu dikecam oleh para pejabat Ukraina dan menyebutnya sebagai serangan teror.
Dentuman ledakan terdengar di sejumlah kota, di antaranya Kota pelabuhan Odesa, Ibu Kota Kyiv, jantung Kota Dnipro dan wilayah tenggara Zaporizhzhia, yang disebut ada dua korban tewas di sana.
Baca juga:BNPT Apresiasi Kerja Keras Polri - TNI dalam Pengamanan KTT G20
Dua buah ekor bebek melintas di depan bangunan besar yang hancur akibat serangan bom. Rusia tengah gencar melakukan serangan udara, untuk memperlemah kekuatan militan ISIS. Aleppo, Suriah, 13 Oktober 2015. REUTERS/Hosam Katan
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan dalam gelombang serangan rudal berat kedua pada pekan ini, termasuk menghantam pabrik alat-alat pertahanan di Dnipro. Shmyhal tidak memberikan informasi mendetail seberapa parah kerusakan yang ditimbulkan, namun perusahaan energi milik negara Naftogaz menyebut sejumlah fasilitas produksi gas di wilayah timur Ukraina rusak.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunggah rekaman video yang tampaknya diambil dari sebuah kamera mobil. Rekaman itu memperlihatkan perjalanan seorang sopir melalui Dnipro mulai terganggu oleh sebuah ledakan besar, di mana ledakan itu menimbulkan kobaran api dan asap hitam yang membumbung ke angkasa.
“Tak peduli apa pun yang teroris inginkan, tak peduli apa yang mereka coba raih, kita harus melalui musim dingin ini dan bahkan lebih kuat dari musim semi. Kita harus siap untuk membebaskan semua teritorial sekarang,” kata Zelensky.
Setidaknya 15 orang mengalami luka-luka di Dnipro, tiga orang mengalami luka-luka di wilayah timur laut Kota Kharkiv dan setidaknya satu orang luka-luka di Odesa. Otoritas Ukraina melaporkan pertempuran sengit terjadi di sejumlah wilayah di timur Ukraina.
Wali Kota Melitopol di tenggara Ukraina mengatakan di Kota itu sekarang tidak ada pemanas ruangan. Di wilayah lain, terjadi pemadaman listrik bergilir untuk menghemat energi setelah ada kerusakan akibat serangan udara pada Selasa, 15 November 2022.
Direktur Eksekutif DTEK mengatakan pemadaman jangka panjang yang sampai berhari-hari bisa terjadi disejumlah wilayah. DTEK adalah sebuah perusahaan swasta terbesar di Ukraina yang menyediakan energi.
Sumber: Reuters
Baca juga:Bulog Akui Impor Kedelai Lewat 3 Perusahaan Raksasa, Komisi IV DPR Endus Dugaan Kartel
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.