TEMPO.CO, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Presidensi Indonesia telah mencapai kesepakatan bahwa negara-negara anggota setuju untuk tidak melarang atau membatasi ekspor produk pangan dan pupuk. Kesepakatan ini sebagai tindak lanjut atas keprihatinan negara-negara G20 terhadap krisis pangan yang terjadi akibat gejolak geopolitik.
Selain itu, KTT G20 berkomitmen memastikan pasokan pangan yang berkelanjutan, menjaga akses terhadap sumber makanan lokal, serta memastikan ketersediaan pupuk. Upaya ini guna mendukung negara yang menghadapi kerentanan ekonomi. Indonesia pun tercatat sering melakukan impor pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Berikut lima komoditas pangan yang selalu diimpor Indonesia seperti dilansir dari berbagai sumber:
1. Tembakau
Baca : Guru Besar IPB : Bawang Merah Melimpah Tak Perlu Impor
Tembakau menjadi bahan pokok untuk produksi rokok. Namun Indonesia masih melakukan impor tembakau untuk menunjang produksi rokok. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sepanjang Januari - Juni 2022, Indonesia telah mengimpor 61,855,641 kilogram.
2. Kedelai
Kedelai merupakan bahan pokok pembuatan tempe dan tahu yang menjadi salah satu makanan favorit di Indonesia. Namun walaupun produksi tempe dan tahu tergolong tinggi dan memiliki banyak peminat, Indonesia hingga Juni 2022 masih mengimpor 1,156,134,195 kilogram kedelai.
Para petani enggan menanam kedelai lantaran harga yang tidak kompetitif dibandingkan dengan harga kedelai impor dari Amerika Serikat yang hanya Rp7.700 per kilogram. Sementara, harga kedelai petani di Tanah Air di atas Rp10 ribu per kilogram.
3. Susu dan daging sapi
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan mayoritas daging sapi di Indonesia masih dipasok dari luar negeri. Begitu pun produk susu yang menyentuh angka 80 persen dipenuhi hasil impor.
Padahal menurutnya anak-anak Indonesia memerlukan susu untuk pertumbuhan mereka
"Susu saja kita 80 persen impor, bagaimana anak-anak Indonesia bisa lebih baik, secara pemikiran, badan yang sehat semua, ketika mayoritas impor makanya stunting masih tinggi," ujar Erick.
4. Beras
Baca : Jokowi Klaim RI Tak Lagi Impor Beras tapi BPS Masih Mencatat, Ini Penjelasannya
Walaupun Indonesia sangat membutuhkan beras sebagai makanan pokok harian dan memiliki petani dan sawah yang memproduksi beras, namun Indonesia masih mengimpor beras dari luar. Sepanjang 2020-2021 Indonesia masih mengimpor beras sebanyak 407,74 ribu ton dengan nilai US$183,8 juta. Impor beras terbesar berasal dari India dengan angka mencapai 52,8 persen dari total impor.
5. Gandum
Walaupun gandum bukan menjadi makanan pokok di Indonesia, namun gandum amat dibutuhkan untuk pembuatan roti dan mi instan.
Dengan kebutuhan yang tinggi, Indonesia akhirnya mengimpor gandum. Australia menjadi negara pemasok impor gandum dan meslin terbesar bagi Indonesia. Berdasarkan data dari BPS, pada Agustus 2022 impor gandum Indonesia dari Australia mencapai 489,95 ribu ton.
ANNISA FIRDAUSI
Baca : ID Food dan Kementerian Pertanian Bahas Rencana Ekspor Beras ke Cina
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.