Selanjutnya untuk pemilihan Gubernur negara bagian, Republik yang merebut 25 kursi kembali mempecundangi demokrat dengan 24 kursi.
Hasil pemilihan di sejumlah negara bagian di Amerika tidak bsa terlepaskan dari kebijakan sebuah partai, contohnya mengenai aborsi. Dilansir dari CNN, di negara-negara bagian yang condong ke Demokrat, para pemilih menyampaikan seruan perlawanan yang jelas terhadap agenda sosial Republik yang membatasi dan dilambangkan dengan dorongan untuk melarang aborsi.
Tetapi di negara bagian merah di mana Partai Republik benar-benar memaksakan agenda itu selama dua tahun terakhir, gubernur GOP melaju untuk pemilihan kembali tanpa reaksi yang terlihat.
Kontras yang tajam itu menggarisbawahi kedalaman perbedaan antara Amerika merah (Republik) dan biru (Demokrat) dan menunjuk ke arah pembagian lebih lanjut bangsa menjadi blok-blok yang berbeda, dan semakin bermusuhan, yang hidup di bawah aturan yang berbeda secara fundamental untuk hak-hak sipil dan kebebasan.
Alhasil, hasil pemilihan minggu lalu dapat secara bersamaan memberanikan anggota Partai Republik untuk terus memajukan agenda sosial konservatif militan yang telah mereka kejar sejak 2021 tentang aborsi dan masalah lain seperti pemungutan suara dan larangan buku. Sementara juga memperjelas bahwa agenda semacam itu secara elektoral tidak dapat dipertahankan di luar negara bagian inti GOP (Grand Old Party), sebutan partai Republik tersebut.
“Momentum untuk mengatur kebijakan sosial masih sangat kuat dan mungkin berkembang di banyak negara bagian merah” kata Melissa Deckman, CEO Institut Penelitian Agama Publik, sebuah wadah pemikir non-partisan yang mempelajari sikap sosial orang Amerika Serikat. “Di negara bagian di mana hak untuk aborsi dipandang terancam. Saya pikir momentum pro-pilihan benar-benar membantu Demokrat.” tambah Meliissa.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : Reaksi Pasar Uang Donald Trump Maju Lagi di Pemilu Presiden Amerika Serikat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.