TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria Iran yang tinggal selama 18 tahun di Bandara Charles de Gaulle di Paris, Prancis meninggal dunia pada Sabtu lalu. Seperti dilansir France24, Ahad 13 November 2022, kisah hidupnya yang tragis menginspirasi film The Terminal karya sineas Hollywood Steven Spielberg.
Baca juga: Seperti Tom Hanks, Pria Ini Hidup di Bandara
Menurut seorang pejabat otoritas bandara Paris, Mehran Karimi Nasseri, meninggal karena serangan jantung di Terminal 2F bandara sekitar Sabtu siang. Ia menghembuskan nafas terakhir, meski polisi dan tim medis berusaha menyelamatkannya.
Dia menyebut dirinya "Sir Alfred", dan sebagian kecil parket bandara dan bangku plastik menjadi lokasi kekuasaannya. Kisah Nasseri kemudian menginspirasi film yang dirilis pada 2004, dibintangi Tom Hanks dan Catherine Zeta-Jones.
Hanks berperan sebagai seorang pria yang terjebak di bandara JFK New York ketika negara asalnya runtuh karena revolusi.
Setelah menghabiskan sebagian besar uang yang diterimanya untuk film tersebut, Nasseri kembali ke bandara beberapa minggu lalu, kata pejabat tersebut. Beberapa ribu euro ditemukan pada jasad Nasseri.
Nasseri lahir pada 1945 di Soleiman, bagian dari Iran yang saat itu berada di bawah yurisdiksi Inggris, dari ayah Iran dan ibu Inggris. Dia meninggalkan Iran untuk belajar di Inggris pada 1974. Ketika kembali, Nasseri dipenjara karena memprotes Syah dan diusir tanpa paspor.
Pria itu mengajukan suaka politik di beberapa negara di Eropa. UNHCR di Belgia memberinya kredensial pengungsi, tetapi dia mengatakan tas kerjanya yang berisi sertifikat pengungsi dicuri di stasiun kereta Paris.
Polisi Prancis kemudian menangkapnya, tetapi tidak dapat mendeportasinya ke mana pun karena tidak memiliki dokumen resmi. Dia berakhir di Terminal 1 bandara Charles de Gaulle sejak Agustus 1988 hingga 2006.
Tahun demi tahun, dia tidur di bangku plastik merah, berteman dengan pekerja bandara, mandi di fasilitas staf, menulis di buku hariannya, membaca majalah, dan mengamati wisatawan yang lewat.
Pada 1999 ia diberikan status pengungsi dan hak untuk tetap tinggal di Prancis."Saya tidak yakin apa yang ingin saya lakukan, tetap di Roissy atau pergi," katanya setelah diberikan hak untuk tinggal di Prancis. "Saya punya surat-surat, saya bisa tinggal di sini, saya harus mempelajari semua opsi dengan cermat sebelum membuat keputusan."
Dia tidak pergi saat itu. "Dia tidak lagi ingin meninggalkan bandara," kata pengacaranya Christian Bourguet saat itu. "Dia takut pergi."
Nasseri akhirnya tinggal di bandara beberapa tahun lagi sampai dirawat di rumah sakit pada 2006. Dia pun akhirnya tinggal di tempat penampungan di Paris.
Para staf bandara berteman dengannya dan mengatakan tahun-tahun tinggal di ruang tanpa jendela berdampak pada kondisi mentalnya. Dokter bandara pada 1990-an mengkhawatirkan kesehatan fisik dan mentalnya.
Baca juga: Nasib Mereka Seperti Snowden, Terjebak di Bandara
FRANCE24