TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik baru Twitter, Elon Musk, memperingatkan kemungkinan platform media sosial itu bangkrut karena makin banyak eksekutif seniornya hengkang. Hal itu menandai kekacauan perusahaan setelah mendapat peringatan dari regulator Amerika Serikat dan kini eksekutif senior yang dipandang sebagai pemimpin masa depannya mundur.
Baca: Ukraina Tanda Tangani Kerja Sama dengan ASEAN
Musk mengatakan kepada karyawan Twitter melalui telepon pada Kamis, 10 November 2022, bahwa dia tidak dapat mengesampingkan kebangkrutan. Musk menyelesaikan pembelian Twitter seharga US$ 44 miliar, kesepakatan yang menurut pakar kredit telah membuat keuangan Twitter dalam posisi genting.
Orang yang mengerti masalah itu mengatakan kepada Reuters bahwa dua eksekutif Twitter, Yoel Roth dan Robin Wheeler, telah mengundurkan diri. Kedua orang inilah memoderasi obrolan Twitter Spaces dengan Musk pada hari Rabu ketika Musk mencoba meredakan kekhawatiran pengiklan.
Roth dan Wheeler tidak segera menanggapi permintaan komentar. Bloomberg dan situs teknologi Platformer yang melaporkan terlebih dahulu soal mundurnya kedua eksekutif senior Twitter tersebut.
Sebelumnya pada hari Kamis itu Kepala Petugas Keamanan Twitter Lea Kissner mencuit bahwa dia telah berhenti.
Melalui pesan internal yang diunggah ke sistem pesan Slack pada hari Kamis oleh seorang pengacara di tim privasi dan dilihat oleh Reuters, Kepala Petugas Privasi Damien Kieran dan Kepala Pejabat Kepatuhan Marianne Fogarty juga mengundurkan diri.
Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat menyatakan sedang mengamati Twitter dengan keprihatinan yang mendalam setelah ketiga petugas privasi dan kepatuhan ini berhenti. Pengunduran diri ini berpotensi menempatkan Twitter pada risiko melanggar perintah regulator.
"Kami melacak perkembangan terakhir di Twitter dengan keprihatinan mendalam," kata Douglas Farrar, Direktur Urusan Publik FTC, kepada Reuters.
"Tidak ada CEO atau perusahaan yang kebal hukum dan perusahaan harus mengikuti keputusan persetujuan kami. Perintah persetujuan kami yang direvisi memberi kami alat baru untuk memastikan kepatuhan, dan kami siap menggunakannya," kata Farrar.
Dalam pertemuan pertamanya dengan semua karyawan di Twitter pada Kamis sore, Musk memperingatkan bahwa perusahaan mungkin kehilangan miliaran dolar tahun depan.
Twitter tidak menanggapi permintaan komentar tentang potensi kebangkrutan, peringatan FTC, atau mundurnya sejumlah eksekutif itu.
Wheeler adalah wajah Twitter untuk iklan setelah Musk mengambil alih. Roth, yang merupakan kepala keamanan dan integritas di Twitter, mengatakan Twitter telah mengurangi tampilan konten berbahaya dalam hasil pencarian sebesar 95 persen dibandingkan sebelum diakuisisi Musk.
Musk, yang dengan kejam melakukan pembersihan setelah mengambil alih Twitter pada 27 Oktober lalu, mengatakan perusahaan itu kehilangan pendapatan lebih dari US$ 4 juta sehari, sebagian besar karena pengiklan mulai menarik diri begitu dia mengambil alih perusahaan.
CEO Tesla itu telah membebani Twitter dengan utang US$ 13 miliar, di mana ia menghadapi pembayaran bunga dengan total hampir US$ 1,2 miliar dalam 12 bulan ke depan. Pembayaran melebihi arus kas Twitter yang baru-baru ini diungkapkan berjumlah US$ 1,1 miliar pada akhir Juni lalu.
Musk mengumumkan rencana memangkas setengah tenaga kerjanya pekan lalu, berjanji menghentikan akun palsu, dan mengenakan biaya US$ 8 per bulan untuk layanan Twitter Blue yang mencakup verifikasi centang biru.
Baca: Polisi Jersey Akui Bersalah Geledah Aset Miliarder Rusia Roman Abramovich
REUTERS