TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Energi Atom PBB atau IAEA memulai pemeriksaan pada dua pabrik nuklir di Ukraina yang dilakukan atas permintaan Kyiv. Pemeriksaan itu sekaligus untuk menjawab tuduhan Rusia kalau Ukraian sedang membuat bom kotor.
“Kepala IAEA Rafael Grossi dan tim pengawas telah memulai (pemeriksaan) dan akan segera merampungkannya. Aktivitas di dua lokasi pabrik nuklir akan diverifikasi,” demikian keterangan IAEA.
IAEA menambahkan, rencananya Grossi pada pekan ini akan menyampaikan temuan-temuan awalnya dari sejumlah pemeriksaan yang dilakukan.
Baca juga: IAEA Akan Memeriksa Dua Lokasi di Ukraina atas Klaim Bom Kotor
Anggota misi ahli Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia selama konflik Ukraina-Rusia di luar Enerhodar di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 1 September 2022 D. Candano Laris/International Atomic Energy Agency (IAEA)/Handout via REUTERS
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba membantah tuduhan Rusia kalau Kyiv akan menggunakan bom kotor atau bom konvensional yang dicampur radioaktif. Ia menyebut tudingan itu tidak masuk akal dan berbahaya.
"Rusia sering menuduh orang lain atas apa yang mereka rencanakan sendiri," katanya.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, dalam pembicaraan dengan Menteri Pertahanan dari Prancis, Inggris dan Turki mengatakan situasi (di Ukraina) memburuk dengan cepat. Moskow mengklaim Ukraina sedang membuat bom kotor yang akan digunakan untuk melawan tentara Rusia.
Bom kotor adalah bom konvensional yang terbuat dari dicampur bahan radioaktif, bahan biologi atau zat kimia yang dampaknya akan terasa dalam ledakan yang menyebar. Penggunaan bahan radioaktif akan menjadikannya jenis perangkat penyebaran radiologis (RDD), istilah yang sering digunakan secara bergantian dengan "bom kotor".
Sejauh ini tidak ada yang pernah meledakkan bom kotor, tetapi ada kecurigaan para ekstremis mungkin sedang mencoba untuk membuatnya.
Bom kotor jauh lebih tidak merusak daripada perangkat nuklir seperti bom atom atau bom hidrogen, yang reaksi fisi atau fusinya menciptakan kehancuran besar dalam batas yang luas.
Memproduksinya membutuhkan kemampuan pengayaan uranium di luar jangkauan sebagian besar negara. Bom kotor lebih mudah dibuat, dan tidak terlalu merusak, daripada bom nuklir.
Efek bom kotor adalah mencemari area tertentu, dan orang-orang di sekitar ledakan. Efek lain adalah radiasi jika terhirup atau pun menelan zat yang sudah terkontaminasi. Tujuan utamanya bisa jadi untuk menciptakan kepanikan di suatu lingkungan, bukannya untuk pembunuhan massal secara langsung.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tuding Ukraina Gunakan Bom Kotor, Rusia Mengadu ke DK PBB
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.