Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

99 Tahun Deklarasi Republik Turki, Seberapa Besar Peran Mustafa Kemal Ataturk?

image-gnews
Pemerintah berencana mengganti nama sebuah jalan di Jakarta menjadi Jalan Mustafa Kemal Ataturk, presiden pertama Turki. Langkah ini merupakan aksi balasan terhadap keputusan pemerintah Turki menggunakan nama presiden pertama Indonesia, Soekarno, sebagai nama ruas jalan di depan KBRI Ankara.
Pemerintah berencana mengganti nama sebuah jalan di Jakarta menjadi Jalan Mustafa Kemal Ataturk, presiden pertama Turki. Langkah ini merupakan aksi balasan terhadap keputusan pemerintah Turki menggunakan nama presiden pertama Indonesia, Soekarno, sebagai nama ruas jalan di depan KBRI Ankara.
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSebagai salah satu negara berpengaruh di dunia, Turki memiliki sejarah panjang dari era Kesultanan Ottoman hingga berbentuk republik seperti saat ini. Salah satu momen fundamental di Turki terjadi pada hari ini 99 tahun lalu atau 29 Oktober 1923.

Dikutip dari Britannica, pada 29 Oktober 1923, Turki menyatakan diri sebagai negara republik dan memilih Mustafa Kemal Ataturk sebagai presiden pertama. Kemudian, pada 3 Maret 1924, konsep kekhalifahan dihapuskan di Turki dan semua anggota Dinasti Utsmaniyah diusir dari Turki.

Walaupun deklarasi republik berlangsung pada 1923, sistem pemerintahan demokrasi baru diadopsi secara penuh pada 20 April 1924. 

Mulanya, Turki masih tetap mempertahankan agama Islam sebagai salah satu agama negara. Namun, di bawah kepemimpinan Kemal Ataturk pada April 1928, Turki berubah menjadi republik sekuler murni.

Baca: Mustafa Kemal Ataturk, Sosok yang Menginspirasi Soekarno

Masa Awal Republik Turki di Bawah Kemal Ataturk

Terpilih sebagai Presiden Turki pertama, Mustafa Kemal Ataturk mendominasi pemerintahan melalui partainya, Partai Rakyat Republik atau Cumhuriyet Halk Partisi hingga tahun 1950. Britannica menyebut bahwa sepanjang kepemimpinan ini, majelis di Turki juga didominasi oleh laki-laki dari perkotaan dengan latar belakang pendidikan tinggi.

Saat itu, secara politis, Kemal Ataturk memiliki sedikit lawan. Salah satu oposisi partainya adalah Partai Republik Progresif yang hanya beranggotakan 29 orang. Sementara itu, partai oposisi lain, yaitu Partai Republik Liberal, bahkan tidak bisa bertahan lebih dari enam bulan. Britannica memperkirakan partai ini berdiri pada Agustus dan bubar pada Desember 1930.

Selain kondisi politik yang homogen, kala itu, Turki mengenal istilah Kebijakan Kemalist, yaitu enam prinsip dasar Mustafa Kemal, meliputi republicanism (pembentukan republik), nasionalisme, populisme, statism, sekularisme, dan revolusi.

Secara bahasa, populisme berarti paham yang mengakui dan menjunjung tinggi hak dan keutamaan rakyat kecil. Namun, di bawah Ataturk, paham ini ditafsirkan dengan tujuan memobilisasi dukungan rakyat terhadap pemerintah melalui pembentukan Rumah Rakyat pada 1931 - 1951.

Sementara itu, Britannica menyebut statism sebagai gerakan menuju pembangunan ekonomi yang dikendalikan negara. Saat itu, pada 1934, pemerintahan Ataturk menyusun rencana lima tahunan, tetapi rencana ini justru memberikan hasil yang mengecewakan.

Walaupun Ataturk kerap dinilai cenderung otoriter, peran Ataturk sebagai bapak pendiri bangsa Republik Turki tetap diakui oleh dunia internasional. Masa republik Turki di bawah kepemimpinan Ataturk berakhir pada 1938 ketika Ataturk meninggal akibat penyakit kronis hati.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengubahan Nama, Turki Masa Kini, dan Presiden Erdogan

Lebih dari sembilan dekade sejak dideklarasikan sebagai negara republik, kini Turki masih tetap berdiri sebagai republik dan bahkan turut tergabung dalam Forum G20, yaitu perkumpulan sejumlah negara dengan kekuatan ekonomi besar di dunia.

Merujuk laporan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, saat ini, secara konstitusi, Turki masih merupakan negara sekuler dengan sistem pemerintahan demokrasi serta dilindungi di bawah supremasi hukum. Namun, merujuk sejumlah sumber, pertumbuhan dan jumlah penganut agama Islam di Turki merupakan yang terbesar.

Sementara itu, sejak 2014, Turki dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan. Sebelumnya, Erdogan diketahui sempat menjabat sebagai Perdana Menteri Turki sejak 2013 hingga 2014.

Di bawah Erdogan, perubahan terbesar dan terkini dari Turki, sepertinya pengubahan penulisan dan penyebutan nama Turki dalam bahasa asing yang semula ditulis Turkey menjadi Turkiye.

Menurut beberapa sumber, Erdogan meminta komunitas internasional untuk menyebut dan menulis nama negara Turki sebagai Turkiye sebab kata Turkey kerap dipadankan dengan hewan kalkun (dalam bahasa Inggris disebut Turkey) yang kerap dijadikan sebagai hewan hidangan dalam perayaan Thanksgiving.

Terlepas dari kebenaran pengubahan nama internasional tersebut, pada Juni 2022 lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa alias PBB menyepakati perubahan nama Turki menjadi Turkiye untuk segala urusan internasional.

ACHMAD HANIF IMADUDDIN 

Baca juga: Bapak Turki Mustafa Kemal Ataturk dan Langkah Penuh Kontroversi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

17 jam lalu

Danau Tolire. shutterstock.com
Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.


Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

1 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza


Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

1 hari lalu

Warga mengambil air dari genangan air di danau kering di Chennai, India, pada hari Selasa., 12 Juni 2019. [Ravikumar / Reuters]
Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.


Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

2 hari lalu

Seorang petugas polisi menggunakan anjing pelacak untuk memeriksa kapal kargo yang memuat bantuan kemanusiaan ke Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di pelabuhan Larnaca, Siprus, 16 Maret 2024. REUTERS
Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam


PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

3 hari lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB


Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

3 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan


70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

4 hari lalu

Seorang perempuan Palestina duduk diantara pakaian bekas di pasar loak mingguan di kamp pengungsian Nusseirat, Gaza, 15 Februari 2016. Permintaan untuk pakaian telah menjadi barometer bagi situasi ekonomi di Gaza. AP/Khalil Hamra
70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

5 hari lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

5 hari lalu

Gang bendera di markas besar PBB Eropa terlihat selama Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, 11 September 2023. REUTERS/Denis Balibouse
Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.


Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

5 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.