TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat akan mengangkat tindakan keras pemerintah Iran pada pengunjuk rasa dalam forum PBB pekan depan. Mereka akan mencari cara untuk mendorong investigasi independen yang kredibel terhadap dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) Teheran.
Amerika Serikat dan Albania dilaporkan akan mengadakan pertemuan informal Dewan Keamanan PBB pada Rabu, 2 November 2022. Peraih Nobel Perdamaian Iran Shirin Ebadi dan aktris sekaligus aktivis kelahiran Iran Nazanin Boniadi akan memberikan pengarahan.
"Pertemuan itu akan menyoroti penindasan yang sedang berlangsung terhadap perempuan dan anak perempuan, serta anggota kelompok agama dan etnis minoritas di Iran," tulis catatan yang dilihat Reuters pada Sabtu, 29 Oktober 2022.
Iran menyalahkan negara asing dan agen mereka atas kerusuhan itu. Perwakilan Iran untuk PBB di New York menuduh Amerika Serikat dan sekutunya menyalahgunakan platform mereka "untuk memajukan agenda politik mereka."
“Mengingat kemunafikannya, penggunaan standar ganda, dan penerapan hak asasi manusia secara selektif, kami menemukan klaim AS untuk mendukung perempuan Iran menipu dan kurang beritikad baik,” kata Utusan Iran di PBB.
Kelompok HAM mengatakan setidaknya 250 pengunjuk rasa telah tewas dan ribuan ditangkap di seluruh Iran. Perempuan telah memainkan peran penting dalam protes, dengan cara menghapus dan membakar cadar yang diwajibkan pemerintah. Kematian beberapa gadis remaja yang dilaporkan tewas selama protes telah memicu lebih banyak kemarahan.
Reuters melaporkan, dalam catatan tersebut disebutkan bahwa pertemuan itu akan menggarisbawahi penggunaan kekuatan yang melanggar hukum dan sedang berlangsung terhadap pengunjuk rasa. Penguasa Republik Islam disebut mengejar pembela HAM dan pembangkang di luar negeri untuk menculik atau membunuh mereka.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Jumat mendesak pihak berwenang Iran untuk mengatasi "keluhan yang sah dari penduduk, termasuk yang terkait dengan hak-hak perempuan."
"Kami mengutuk semua insiden yang mengakibatkan kematian atau cedera serius pada pemrotes dan menegaskan kembali bahwa pasukan keamanan harus menghindari semua penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau tidak proporsional terhadap pemrotes damai," kata Dujarric kepada wartawan.