TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat yakin Rusia mungkin menasihati Iran agar menindak keras para pengunjuk rasa. Ini terjadi ketika Teheran bergulat dengan protes di seluruh negeri yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda dalam tahanan polisi moral, Gedung Putih mengatakan seperti dilansir Al Arabiya Kamis 27 Oktober 2022.
Baca juga: 40 Hari Kematian Mahsa Amini, Warga Iran Ramai-Ramai Kunjungi Makamnya
“Kami khawatir bahwa Moskow mungkin memberi saran kepada Teheran tentang praktik untuk mengelola protes, memanfaatkan pengalaman luas Rusia dalam menekan demonstrasi terbuka,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre.
Protes massal telah melanda Iran sejak 16 September ketika Mahsa Amini, seorang wanita berusia 22 tahun meninggal dalam tahanan polisi moral. Rakyat Iran telah berkumpul di seluruh negeri untuk mengambil bagian dalam demonstrasi yang menyerukan kejatuhan rezim.
Rezim Iran menanggapi dengan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa, dengan puluhan tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan dan ribuan lainnya ditangkap.
“Iran dan Rusia semakin dekat, semakin terisolasi mereka,” tambahnya, mengutip bukti Iran membantu Rusia dalam perangnya di Ukraina.
Awal bulan ini, Washington mengecam penggunaan drone Iran oleh Rusia di Ukraina. Departemen Luar Negeri melaporkan memiliki bukti drone Iran digunakan untuk menyerang warga sipil Ukraina dan infrastruktur sipil penting.
Teheran terus menyangkal fakta bahwa drone mereka digunakan di Ukraina.
Jean-Pierre menegaskan, “Pesan kami ke Iran sangat, sangat jelas. Berhenti membunuh orang-orang Anda dan berhenti mengirim senjata ke Rusia untuk membunuh orang Ukraina.”
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby menambahkan,"Kami melihat tanda-tanda bahwa mereka (Rusia) mungkin mempertimbangkan kemampuan untuk membantu melatih warga Iran dalam menindak pengunjuk rasa, dan memberikan dukungan semacam itu kepada Iran."
Baca juga: Pasukan Keamanan Iran Menembakkan Gas Air Mata di Dekat Sekolah
AL ARABIYA