TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin memantau langsung latihan kekuatan nuklir strategis yang melibatkan beberapa latihan peluncuran rudal balistik dan jelajah. Latihan itu digelar dalam unjuk kekuatan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Barat atas konflik di Ukraina.
Baca: Berita Top 3 Dunia: Profil Istri Rishi Sunak, Rusia Memberi Tahu AS Akan Latihan Nuklir
Latihan yang dilakukan pada Rabu, 26 Oktober 2022, menunjukkan perang Rusia Ukraina selama delapan bulan terakhir bisa berubah menjadi perang nuklir. “Di bawah kepemimpinan Vladimir Putin, sebuah sesi pelatihan diadakan dengan pasukan pencegahan strategis darat, laut dan udara, di mana peluncuran rudal balistik dan jelajah berlangsung,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu melaporkan kepada Putin bahwa latihan itu dimaksudkan untuk mensimulasikan serangan nuklir besar-besaran oleh Rusia. Latihan itu untuk membalas jika terjadi serangan nuklir terhadap Rusia.
Manuver tersebut mengikuti peringatan Putin tentang kesiapannya menggunakan semua cara yang tersedia untuk menangkis serangan di wilayah Rusia. Media pemerintah Rusia memuat rekaman kru kapal selam yang mempersiapkan peluncuran rudal balistik Sineva dari Laut Barents di Kutub Utara.
Selama latihan nuklir Rusia pada Rabu, sebuah rudal balistik antarbenua berbasis darat Yars diuji coba dari situs peluncuran Plesetsk utara. Latihan itu juga termasuk peluncuran rudal uji dari Semenanjung Kamchatka di Timur Jauh Rusia. Sebagai bagian dari latihan, pembom strategis Tu-95 juga meluncurkan rudal jelajah ke sasaran latihan.
Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa latihan telah terpenuhi. Semua rudal yang ditembakkan mencapai target yang ditentukan.
Latihan Rusia dilakukan saat NATO mengadakan latihan nuklir tahunannya di Eropa barat laut yang akan berlangsung hingga 30 Oktober. Latihan NATO, yang dijuluki "Steadfast Noon", melibatkan sekitar 60 pesawat, termasuk pembom jarak jauh B-52 Amerika Serikat dan jet tempur yang mampu membawa senjata nuklir. Namun latihan nuklir NATO tidak melibatkan bom langsung.
Rusia sebenarnya melakukan latihan uklir setiap tahun untuk menunjukkan kesiapan negara itu. Latihan serupa sebelumnya diadakan beberapa hari sebelum Putin mengirim pasukan ke Ukraina.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Selasa bahwa Rusia telah memberi tahu bahwa mereka akan melakukan latihan nuklir rutin. Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS mengatakan Rusia telah mematuhi persyaratan perjanjian kontrol senjata AS-Rusia terakhir dalam memberi tahu Washington tentang tes yang akan datang.
Baca: Mulai Kehabisan Senjata, Rusia Genjot Produksi Senjata untuk Perang Ukraina
Al Jazeera