TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan penggunaan senjata nuklir oleh Rusia dalam perang di Ukraina akan dianggap sebagai tindakan permusuhan terhadap kemanusiaan. "Tindakan Rusia yang mengancam penggunaan senjata nuklir merupakan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan masyarakat internasional, sama sekali tidak dapat diterima," kata Kishida saat berkunjung ke Australia, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Baca: China Gandeng Saudi Pastikan Pasokan Minyak Aman
Pada bulan Mei tahun depan, Kishida diperkirakan akan menjadi tuan rumah bagi para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) negara-negara industri terkemuka di Hiroshima. Pada 6 Agustus 1945, Amerika Serikat pernah menjatuhkan bom nuklir di Hiroshima yang mengakibatkan 140.000 orang tewas. Tiga hari kemudian, AS menyerang Kota Nagasaki di Jepang.
Jepang tetap satu-satunya negara yang pernah terkena bom nuklir. Kishida mengatakan periode 77 tahun tanpa penggunaan senjata nuklir tidak boleh diakhiri.
"Jika senjata nuklir pernah digunakan, itu akan menjadi tindakan permusuhan terhadap kemanusiaan. Masyarakat internasional tidak akan pernah membiarkan tindakan seperti itu," katanya. Dia menambahkan bahwa sindiran nuklir Presiden Vladimir Putin tentang penggunaan senjata nuklir sangat mengganggu.
Putin telah membuat beberapa ancaman terselubung tentang kemungkinan menggunakan senjata nuklir taktis dalam perang Rusia Ukraina. Meski tak secara tegas menyatakan hal itu, komentar Putin menuai reaksi keras dari dunia internasional.
Baca juga: Inflasi Jepang di Level Tertinggi dalam 8 Tahun
RADIO FREE EUROPE | REUTERS