TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan darurat militer di empat daerah di Ukraina yang dicaplok, yakni Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia, mulai Rabu, 19 Oktober 2022
Meski tidak sepenuhnya menguasai wilayah itu, Rusia memaksakan darurat militer di sana seolah-olah mereka adalah wilayah Rusia.
Undang-undang yang digunakan Putin, berasal dari tahun 2002, tidak pernah dipakai dan hanya dapat diimplementasikan jika Rusia menghadapi agresi atau "ancaman agresi langsung".
Di bawah ini adalah beberapa konsekuensi yang mungkin dari keputusan Putin:
Mobilisasi
Darurat militer di Rusia secara otomatis mensyaratkan mobilisasi pasukan umum atau parsial.
Mobilisasi parsial telah terjadi di Rusia dan diperluas ke daerah yang diduduki, jadi tidak jelas apakah nantinya akan lebih banyak pria akan dipanggil.
Keputusan tersebut mengatakan bahwa di bawah darurat militer, pihak berwenang akan memiliki kekuatan memberlakukan langkah-langkah untuk "memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata Rusia", dan bahwa "pertahanan teritorial" akan dilakukan.
Vitaliy Kim, gubernur wilayah Mykolaiv di Ukraina selatan, mengatakan dia yakin keputusan Putin dimaksudkan untuk memungkinkan Rusia "memobilisasi orang-orang kami" di wilayah pendudukan.
Warga sipil yang menolak wajib militer dalam angkatan bersenjata dari kekuatan pendudukan didefinisikan sebagai pelanggaran konvensi Jenewa tentang perilaku dalam perang.
Jam malam
Darurat militer memungkinkan pihak berwenang untuk mengekang pergerakan dan mengatur jam malam..
Pengacara hak asasi manusia Rusia Pavel Chikov mengatakan undang-undang itu memungkinkan penguasa mendirikan pos pemeriksaan dan inspeksi kendaraan, sementara pihak berwenang akan memiliki kekuatan untuk menahan orang hingga 30 hari.
Pejabat yang ditempatkan Rusia di Kherson mengumumkan larangan tujuh hari pada warga sipil yang memasuki wilayah tersebut.
Relokasi
Langkah-langkah tersebut juga dapat memungkinkan relokasi paksa orang ke daerah lain, menurut Chikov.
Hukum Rusia memungkinkan untuk "pemukiman kembali" sementara penduduk ke daerah yang aman dan evakuasi "objek-objek ekonomi, sosial dan budaya". Gubernur Kherson, Vladimir Saldo mengumumkan pada hari Rabu bahwa 50.000-60.000 orang akan dievakuasi dari bagian wilayah Kherson selama enam hari ke depan untuk menghindari serangan Ukraina.
Kepala Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, mengatakan pada hari Rabu bahwa 5 juta penduduk wilayah Donbas dan bagian lain Ukraina tenggara telah "menemukan perlindungan" di Rusia dalam beberapa tahun terakhir dari penganiayaan oleh Kyiv, menurut Tass.
Ukraina menuduh Rusia mendeportasi orang-orang dari wilayah pendudukan. Seorang utusan AS mengatakan pada bulan September bahwa Rusia mungkin secara paksa mendeportasi antara 900.000 dan 1,6 juta warga Ukraina, yang bisa dianggap sebagai kejahatan perang.
Reuters