TEMPO.CO, Jakarta - Israel menyatakan akan membantu Ukraina mengembangkan peringatan untuk warga sipil saat terjadi serangan udara. Keputusan ini diambil setelah Kyiv mengeluhkan drone buatan Iran yang digunakan oleh Rusia.
Meskipun mengutuk invasi Rusia, Israel membatasi hanya memberikan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina. Israel tetap ingin menjaga hubungan dengan Rusia karena berkaitan dengan ketegangan di Suriah serta kesejahteraan komunitas Yahudi Rusia.
Pada hari Selasa, Ukraina mengajukan permintaan bantuan Israel setelah melaporkan beberapa serangan Rusia menggunakan drone kamikaze shahed-136 Iran. Israel, musuh Iran, mengembangkan metode untuk mendeteksi dan mencegah drone.
Iran menyangkal memasok drone ke Rusia, sementara Kremlin belum berkomentar.
Israel meminta Ukraina "untuk berbagi informasi tentang kebutuhan mereka akan peringatan pertahanan udara,"
"Setelah kami mendapatkan informasi ini, kami akan dapat membantu dalam pengembangan sistem peringatan dini sipil yang menyelamatkan jiwa," kata Menteri Pertahanan Benny Gantz kepada Duta Besar Uni Eropa, menurut sebuah pernyataan oleh kantornya.
Diminta untuk menanggapi, Duta Besar Ukraina Yevgen Kornichuk mengatakan kepada Reuters bahwa sistem yang ditawarkan "tidak lagi relevan". Dia menolak berkomentar sambil menunggu pembicaraan lebih lanjut dengan Israel.
Kedutaan Besar Rusia di Israel menolak berkomentar.
Sejalan dengan pencegat ancaman udara yang masuk, Israel memiliki jaringan radar berteknologi tinggi untuk memicu sirene atau peringatan ke ponsel agar warga bisa berlindung kala akan ada serangan.
Teknologi peringatan dini yang serupa dapat ditawarkan kepada Ukraina, kata juru bicara kementerian pertahanan Israel.
"Israel memiliki kebijakan mendukung Ukraina melalui bantuan kemanusiaan dan pengiriman peralatan defensif yang menyelamatkan jiwa," kata Gantz kepada Duta Besar UE.
Namun Israel tidak akan mengirimkan sistem senjata ke Ukraina "karena berbagai pertimbangan operasional."
Reuters