TEMPO.CO, Delaware - Pemerintah Federal Amerika Serikat sedang menyelidiki Elon Musk mengenai kesepakatan pengambilalihan Twitter Inc senilai US$ 44 miliar. Demikian pernyataan perusahaan media sosial itu dalam pengajuan perkara ke pengadilan pada Kamis, 13 Oktober 2022. Sejauh ini, tidak disebutkan fokus penyelidikan dan otoritas federal mana yang menanganinya.
Baca: Mengejutkan, Elon Musk Akhirnya Putuskan Beli Saham Twitter Rp 668 Triliun
Twitter menggugat Musk pada Juli lalu untuk memaksa orang terkaya di dunia itu menyelesaikan kesepakatan pengambilalihan perusahaan itu. Twitter menyatakan pengacara Musk menolak menyerahkan dokumen yang telah dicari perusahaan sebagai bagian dari kasus hukumnya.
Perusahaan media sosial itu mengatakan pada akhir September lalu pengacara Musk telah memberikan catatan hak istimewa untuk mengidentifikasi dokumen yang akan ditahan. Catatan itu merujuk pada draf surat elektronik tanggal 13 Mei 2022 ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) serta presentasi slide ke Komisi Perdagangan Federal (FTC).
Pengajuan pengadilan, yang meminta hakim Delaware, Kathaleen McCormick, memerintahkan pengacara Musk memberikan dokumen yang ditahan, dibuat pada 6 Oktober 2022. Pada hari yang sama, McCormick menghentikan litigasi antara kedua pihak setelah Musk mengatakan akan melanjutkan kesepakatan untuk membeli Twitter.
McCormick sudah memberi Musk waktu hingga 28 Oktober 2022 untuk menyelesaikan akuisisi. Jika kesepakatan tak selesai pada saat itu, persidangan akan digelar pada November 2022.
“Permainan ‘menyembunyikan bola’ ini harus diakhiri," kata Twitter dalam pengajuan pengadilan.
Pengacara Musk, Alex Spiro, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pengajuan pengadilan Twitter itu salah arah dan menjawab,“Eksekutif Twitter lah yang berada di bawah penyelidikan federal.”
Twitter menolak mengomentari pernyataan Spiro dan menolak berkomentar ketika ditanya perihal pemahamannya mengenai penyelidikan terhadap Musk. SEC tidak segera menanggapi permintaan komentar sedangkan FTC menolak berkomentar.
SEC mempertanyakan komentar Musk tentang akuisisi Twitter, termasuk penambahan 9 persen saham sebelum mengumumkan bahwa tawarannya terlambat dibuka dan mengapa hal itu mengindikasikan dia berniat menjadi pemegang saham pasif. Musk kemudian mengajukan kembali penawarannya untuk menunjukkan dia adalah investor aktif.
Pada Juni lalu, SEC bertanya kepada CEO Tesla Inc itu melalui surat apakah dia seharusnya mengubah penawaran publiknya untuk mencerminkan niatnya menangguhkan atau mengabaikan kesepakatan. Situs berita teknologi The Information melaporkan pada April lalu bahwa FTC sedang meneliti apakah Musk gagal mematuhi persyaratan pelaporan antimonopoli yang berkaitan dengan niat investor menjadi pemegang saham pasif atau aktif.
Baca: Elon Musk Berjualan Parfum
AL JAZEERA