TEMPO.CO, Jakarta - Badai tropis Fiona yang mendarat di Puerto Rico pada Minggu, 18 September 2022, telah menyebabkan gangguan listrik, banjir dan tanah longsor. Badai Fiona saat ini bergerak ke arah Republik Dominika.
Pusat Badai Nasional (NHC) menjelaskan badai Fiona mendarat di wilayah pantai barat daya Puerto Rico dekat Punta Tocon pada pukul 15:20 waktu setempat dengan kecepatan angin sekitar 140 kilometer per jam. NHC mengatakan badai Fiona juga telah menyebabkan bencana banjir pada Minggu dini hari.
Pada Minggu malam, 18 September 2022, lembaga bantuan di Republik Dominika mulai mengevakuasi penduduk dari daerah berisiko tinggi di wilayah timur negara itu. Presiden Republik Dominika Luis Abinader, memutuskan menunda perjalanan ke New York untuk berpartisipasi dalam Sidang Umum PBB.
Operator jaringan, serta otoritas listrik Puerto Rico, LUMA Energy mengungkapkan, listrik telah padam sepenuhnya di pulau berpenduduk 3.3 juta orang itu. Namun, listrik mulai mengalami pemulihan di beberapa daerah pada Minggu malam, meskipun untuk menghubungkan kembali seluruh pulau akan memakan waktu berhari-hari.
Jaringan listrik Puerto Rico masih rapuh setelah disapu Badai Maria pada September 2017 yang menyebabkan pemadaman listrik terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Dalam badai Kategori 5 itu, 1,5 juta pelanggan kehilangan listrik dengan 80 persen saluran listrik padam.
Pada konferensi pers di ibu kota San Juan pada Minggu malam, 18 September 2022, juru bicara LUMA Abner Gomez mengatakan seluruh sistem kelistrikan pertama kali dimatikan untuk melindungi infrastrukturnya. Beberapa sumber listrik sedang dipulihkan dengan prioritas diberikan ke rumah sakit dan layanan masyarakat penting lainnya, ujarnya.
"Ini bencana besar. Kami memberlakukan keadaan darurat karena kondisi cuaca," kata Gubernur Puerto Rico Pedro Pierluisi pada konferensi pers.
Badai Fiona juga dilaporkan telah menyebabkan tanah longsor, jalan-jalan ditutup dan sebuah jembatan jalan raya di Utuado, yakni sebuah kota di tengah pulau, hanyut diterjang sungai yang banjir.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyetujui pemberlakuan status darurat untuk Puerto Rico pada Minggu lalu. Lewat status ini, maka Badan Manajemen Darurat Federal mendapat kewenangan untuk mengoordinasikan bantuan bencana dan memberikan tindakan perlindungan darurat.
Menteri Energi Amerika Serikat Jennifer Granholm mengatakan pejabat lembaga yang dikerahkan ke Puerto Rico akan membantu upaya restorasi. Sedangkan warga Puerto Rico mengungkap intensitas hujan meningkat sejak Minggu pagi, begitu juga dengan hembusan angin kencang.
Denise Rios, yang tinggal di kota barat daya Hormigueros, mengatakan listrik ditempatnya padam menyusul embusan angin kencang dan hujan yang dimulai sekitar tengah hari.
"Sejak itu tidak berhenti," katanya. "Hujan deras dan angin bertiup kencang. Meskipun saya tenang, tapi tetap waspada."
Menurut NHC, wilayah Puerto Rico yang luas diperkirakan akan diguyur hujan setebal 12 inch hingga 16 inci (30 cm hingga 40 cm). Ada pula wilayah Puerto Rico yang diguyur hujan dengan ketebalan air 25 inci (63,5 cm).
Pihak berwenang telah membuka lebih dari 100 tempat penampungan. Mereka juga menutup pantai dan kasino, serta penduduk didesak untuk mencari perlindungan.
Sejauh ini dilaporkan ada satu orang meninggal gara-gara badai Fiona pada Sabtu, 18 September 2022. Korban berada di pulau Guadeloupe, Karibia Prancis, yang rumahnya tersapu banjir. Presiden Emmanuel Macron di Twitter pada Minggu kemarin mengatakan Prancis akan mengakui keadaan bencana alam untuk Guadeloupe.
REUTERS
Baca juga: Masuk Top 40 Miss World 2021, Pricilia Carla Yules Berangkat ke Perto Rico
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.
