TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, dikabarkan akan melakukan kunjungan kerja ke London, New York, dan Kanada pekan depan. Ini adalah perjalanan pertamanya ke negara-negara tersebut dalam kapasitas sebagai orang nomor satu di Korea Selatan.
Di London, Yoon akan menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth II. Sedangkan di New York, Yoon diagendakan menghadiri Sidang Umum PBB.
Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan, Kim Sung Han, mengatakan Presiden Yoon dijadwalkan memulai lawatan kenegaraannya pada 18 September. Negara tujuan pertamanya adalah Inggris untuk menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth II, yang meninggal pada Kamis lalu di usia 96 tahun.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol. REUTERS
Keputusan Presiden Yoon untuk menghadiri pemakaman Sang Ratu pada 19 September 2022, dapat digambarkan demi kepentingan sejarah dalam hubungan bilateral antara Korea Selatan dan Inggris. Kim mengatakan pada 1999 Ratu Elizabeth II, berkunjung ke Korea Selatan dan semenjak itu Ratu memperlihatkan rasa kasih sayangnya pada Korea Selatan.
Dari Inggris, Yoon kemudian akan bertolak ke New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB. Dia dijadwalkan menyampaikan pidato pada 20 September 2022.
Pidato Yoon di PBB ditujukan untuk menampilkan peran Korea Selatan sebagai negara pemimpin global yang berkontribusi menyelesaikan masalah internasional dan membangun tatanan global berdasarkan nilai-nilai universal. Dalam pidatonya, Presiden Yoon juga akan mendesak denukrilisasi Korea Utara, serta berusaha mengadakan pertemuan bilateral dengan negara-negara inti, seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Menutup rangkaian lawatannya ke luar negeri, Yoon akan mengunjungi Kanada untuk menandai peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Korea Selatan - Kanada. Perjalanan panjang Presiden Yoon ke luar negeri akan berakhir pada 24 September.
"Tujuan dari perjalanan ini adalah untuk memperkuat solidaritas dengan negara-negara mitra yang berbagi dengan nilai-nilai inti, serta untuk memperluas landasan diplomasi ekonomi," ungkap Kim.
Sebelumnya pada pekan lalu, pemerintahan Yoon menawarkan melakukan pembicaraan dengan Korea Utara untuk membahas perihal reuni keluarga yang terpisah akibat Perang Korea, yang meletup pada tahun 1950 - 1953. Hubungan kedua negara sampai sekarang masih diselimuti ketegangan.
Pada tahun ini, Pyongyang melakukan sejumlah uji coba rudal, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Uji coba rudal Korea Utara terakhir kalinya terjadi pada akhir bulan lalu. Sebaliknya, para pejabat Seoul mengatakan pihaknya juga telah menyelesaikan persiapan untuk ujji coba nuklir pertama kalinya sejak 2017.
Yoon juga mengatakan dia memiliki rencana "berani" untuk memberikan bantuan ekonomi sebagai imbalan atas perlucutan senjata nuklir Korea Selatan. Namun dia berjanji tidak akan tinggal diam jika ada provokasi.
REUTERS | NESA AQILA
Baca juga: Pemilu Swedia, Partai Sayap Kanan Anti-Imigran Mengancam Petahana
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.