TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui proposal penjualan peralatan militer ke Taiwan senilai USD 1,1 miliar (Rp 16 triliun). Di antara peralatan tempur yang dijual ke Taiwan itu adalah 60 unit rudal anti-kapal dan 100 unit rudal air-to-air.
Atas langkah tersebut, Cina mengancam akan mengambil tindakan balasan. Pentagon mengumumkan paket penjualan ke Taiwan itu pada Jumat, 2 September 2022 setelah Cina secara agresif melakukan latihan militer di sekitar Taiwan, buntut dari kunjungan kenegaraan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi.
Jet tempur Mirage 2000-5 mendarat di Pangkalan Udara Hsinchu di Hsinchu, Taiwan 5 Agustus 2022. Seorang sumber militer China mengungkapkan, latihan itu dilakukan sebagai persiapan untuk pertempuran sesungguhnya. REUTERS/Annabelle Chih
Defense Security Cooperation Agency (DSCA) mengatakan di antara peralatan militer yang dijual Amerika Serikat ke Taiwan adalah rudal Sidewinder senilai USD 85.6 juta (Rp 1,2 triliun). Ada pula rudal anti-kapal yang diperkirakan harganya USD 355 juta (Rp 5,2 triliun) dan sistem radar seharga USD 665,4 juta (Rp 9,9 triliun)
Liu Pengyu, Juru bicara Kedutaan Besar Cina di Amerika Serikat mengatakan kemungkinan penjualan senjata-senjata ini sangat membahayakan hubungan Amerika Serikat dengan Cina, membahayakan perdamaian dan stabilitas di sepanjang selat Taiwan.
“Cina akan dengan tegas mengambil tindakan balasan dan langkah yang diperlukan sebagai pencegahan sehubungan dengan perkembangan situasi yang terjadi,” kata Liu.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan paket penjualan peralatan tempur ke Taiwan ini sudah dipertimbangkan sejak lama. Bukan hanya itu, dilakukan pula konsultasi dengan Taiwan dan anggota parlemen Amerika Serikat.
“Lantaran Cina terus meningkatkan tekanan ke Taiwan, termasuk melalui peningkatan jumlah personil militernya di sekitar Taiwan dan wilayah laut di sekitar Taiwan serta terlibat untuk mengubah status quo Selat Taiwan, maka kami memberikan Taiwan apa yang dibutuhkan untuk menjaga kemampuan pertahanan mereka,” kata Laura Rosenberger, Direktur Gedung Putih untuk urusan Cina – Taiwan.
Sebelumnya pada akhir bulan lalu, Pemerintah Amerika Serikat telah merencanakan untuk memberikan peralatan baru (militer) ke Taiwan. Peralatan tempur itu untuk menopang sistem militer Taiwan saat ini dan mengisi peralatan yang belum ada, bukan untuk menawarkan kemampuan baru kendati ketegangan meningkat setelah kunjungan Pelosi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kasus WNI Korban Perkosaan Petugas Imigrasi Gadungan Sudah Ditangani Polisi
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.