TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas China kembali melakukan lockdown atau penguncian di beberapa kota besar pada Selasa 30 Agustus 2022. Hal ini dilakukan pihak berwenang untuk menggandakan upaya menahan kasus COVID-19 menjelang pertemuan kunci Partai Komunis yang berkuasa tahun ini.
Hampir 4 juta orang di provinsi Hebei, yang mengelilingi Beijing, diperintahkan untuk tinggal di rumah sampai akhir pekan. Dan lebih dari 13 juta orang di kota pelabuhan tetangga Tianjin harus menjalani tes massal mulai pukul 6 pagi waktu setempat, setelah 51 kasus yang sebagian besar ringan, dilaporkan.
Longhua, sebuah distrik Shenzhen dengan 2,5 juta penduduk, pada Selasa menutup berbagai tempat hiburan dan pasar grosir dan menangguhkan acara besar.
Orang-orang harus menunjukkan bukti hasil tes negatif dalam waktu 24 jam untuk memasuki kompleks perumahan, dan restoran harus membatasi jumlah pelanggan tidak lebih dari 50 persen dari kapasitas mereka, kata otoritas distrik Longhua. Pembatasan baru diharapkan akan berakhir pada Sabtu.
Langkah-langkah tersebut mengikuti langkah-langkah serupa yang diumumkan pada Senin yang mempengaruhi lebih dari 6 juta warga di Shenzhen, yang telah memerangi beberapa wabah sub-varian Omicron tahun ini.
Di Dalian, pelabuhan utama di timur laut China yang penting untuk impor kedelai dan bijih besi, daerah perkotaan utama dengan sekitar 3 juta penduduk pada Selasa memasuki penguncian yang berlangsung hingga Minggu. Rumah tangga hanya diperbolehkan mengirim satu orang per hari untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Selama penguncian, pekerja yang tidak penting harus bekerja dari rumah, sementara perusahaan manufaktur harus memotong staf di tempat kerja dan hanya menjalankan operasi dasar dan mendesak.
China adalah satu-satunya ekonomi global utama yang berpegang pada kebijakan nol-COVID, dan penguncian, pembatasan perjalanan, dan pengujian massal telah mengganggu bisnis dan mendinginkan pertumbuhan.
Beijing telah menggandakan kebijakan menjelang Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis, yang diperkirakan akan berlangsung dalam tiga bulan ke depan.
Penanganan pandemi secara luas dipandang sebagai pusat warisan politik Presiden Xi Jinping, yang akan dilantik untuk masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pertemuan tersebut.
Tetapi "situasi COVID yang sebenarnya di China mungkin memburuk, karena Omicron sekali lagi menyebar ke kota-kota besar", analis Nomura Ting Lu memperingatkan dalam sebuah catatan penelitian.
China melaporkan 1.717 infeksi COVID-19 yang ditularkan di dalam negeri untuk 29 Agustus, termasuk 349 yang bergejala dan 1.368 infeksi tanpa gejala, data resmi menunjukkan pada Selasa. Di antara lebih dari 20 provinsi, wilayah dan kotamadya yang melaporkan kasus; wilayah Tibet, provinsi Sichuan, dan provinsi Qinghai menyumbang kasus harian paling banyak pada Senin.
Baca juga: Kota di China Wajibkan Ikan sampai Udang Tes Swab COVID-19, Mengapa?
CHANNEL NEWSASIA