TEMPO.CO, Jakarta - Politisi Mahathir Mohamad mengatakan bekas Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, kemungkinan akan mendapat pengampunan dari kerajaan. Najib Razak mulai pekan ini menjalani hukuman 12 tahun penjara akibat kasus korupsi. "Untuk Najib, kemungkinan besar dia akan diampuni setelah dipenjara," kata Mahathir Mohamad yang kini berusia 97 tahun itu dalam sebuah pernyataan.
Putusan terhadap Najib Razak pertama kali diketok pada 2020. Namun dia mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi. Pada Selasa, 23 Agustus 2022, pengadilan tinggi Malaysia menolak banding terakhirnya dan menguatkan hukuman penjara 12 tahun serta denda 210 juta ringgit. Najib didakwa secara ilegal menerima US$ 10 juta dari dana negara 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB.
Istana Raja Al-Sultan Abdullah, telah menerima petisi pengampunan dari loyalis Najib sehari sebelumnya. Belum ada pernyataan resmi dari Kerajaan ihwal petisi tersebut.
Najib diyakini dekat dengan beberapa bangsawan Malaysia. Pada Mei, postingan media sosial Najib Razak menunjukkan dia menghadiri perayaan Idul Fitri bersama raja.
Belum ada indikasi bagaimana istana akan menanggapi permohonan grasi yang diajukan oleh Najib Razak, perdana menteri selama 9 tahun hingga 2018. Juga belum ada tanda-tanda bagaimana Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob akan menganggap grasi bagi pemimpin partai lamanya. Sabri Yakoob sedang berusaha merehabilitasi citra Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang berkuasa.
Najib Razak menghadapi sejumlah kasus. Ia dierat dengan 21 dakwaan pencucian uang dan empat dakwaan penyalahgunaan kekuasaan karena diduga menerima transfer ilegal setidaknya 2,3 miliar ringgit (atau US$ 512,93 juta) antara 2011 dan 2014.
Najib juga menghadapi tiga kasus lain. Ancaman hukumannya adalah penjara dan denda yang besar.
Penyelidik Malaysia dan AS mengatakan US$ 4,5 miliar dicuri dari 1MDB, dalam skandal yang melibatkan lembaga keuangan dan pejabat tinggi di seluruh dunia. Lebih dari US$1 miliar dilacak mengalir ke rekening bank Najib.
Najib telah membantah melakukan kesalahan. Ia menggambarkan dirinya sebagai korban dendam politik oleh mantan mentornya.
Mahathir sudah menjadi perdana menteri terlama di Malaysia ketika pertama kali pensiun pada 2003 setelah 22 tahun memimpin. Dia berkampanye untuk Najib dan UMNO selama pemilihan 2013. Namun Mahathir berbalik melawan mantan anak didiknya itu ketika skala korupsi di 1MDB mulai muncul.
Baca: Banding Ditolak, Eks PM Malaysia Najib Razak Divonis Jalani 12 Tahun Penjara
REUTERS