TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Tsai Ing-wen mengatakan Taiwan pernah menang melawan China pada 1958. Menurut dia, keberhasilan dalam mempertahankan pulau garis depan lepas pantai dari pemboman China 64 tahun yang lalu adalah bukti bahwa tidak ada ancaman apa pun yang dapat menggoyahkan rakyat Taiwan.
Ia mengutip invasi Rusia yang sedang berlangsung ke Ukraina sebagai contoh. Tsai mengatakan kepada tamu dari Hoover Institution Universitas Stanford bahwa rakyat Ukraina telah menjadi inspirasi bagi seluruh dunia dalam menjaga kebebasan dan demokrasi mereka.
Lebih dari enam dekade lalu, orang Taiwan melakukan hal serupa. "Sekitar 64 tahun yang lalu selama Pertempuran Selat Taiwan, tentara dan warga sipil beroperasi dalam solidaritas dan menjaga Taiwan. Sehingga kita memiliki Taiwan yang demokratis saat ini," kata Tsai kepada delegasi yang terdiri dari para cendekiawan dan mantan pejabat AS. .
"Pertempuran untuk melindungi tanah air kami menunjukkan kepada dunia bahwa tidak ada ancaman apa pun yang dapat menggoyahkan tekad rakyat Taiwan untuk membela negara mereka, tidak di masa lalu, tidak sekarang, tidak di masa depan," katanya.
"Kami juga akan menunjukkan kepada dunia bahwa rakyat Taiwan memiliki tekad dan kepercayaan diri untuk menjaga perdamaian, keamanan, kebebasan, dan kemakmuran bagi diri kami sendiri."
Tsai mengacu pada Pemboman Artileri 23 Agustus di pulau terpencil Kinmen pada tahun 1958. Hari ini adalah peringatan 64 tahun pertempuran kunci yang menandai awal dari Krisis Selat Taiwan Kedua.
Pada 23 Agustus 1958, sembilan tahun setelah pemerintah Republik Tiongkok (ROC) pindah dari Tiongkok daratan ke Taiwan setelah kalah dalam perang saudara Tiongkok, pasukan komunis melancarkan serangan ke Pulau Kinmen yang dikuasai ROC. Pulau Kinmen ini terletak kurang dari 10 kilometer di lepas pantai tenggara Cina.
Selama 44 hari berikutnya, 475.000 peluru artileri ditembakkan ke Kinmen dalam upaya untuk mengambil alih pulau itu. Namun pasukan ROC di pulau itu tetap teguh melawan pemboman China, menurut catatan sejarah Taiwan.
Menurut data pemerintah, 439 personel militer tewas dan 1.911 terluka dalam pemboman itu. Selain itu, 80 warga sipil kehilangan nyawa dan 221 terluka.
Di antara pengunjung AS adalah James O. Ellis, pensiunan laksamana Angkatan Laut AS. Ellis mengatakan kehadiran delegasinya menegaskan kembali komitmen rakyat Amerika untuk memperdalam kerja sama. “Konsisten dengan Undang-Undang Hubungan Taiwan, bagian dari kerja sama ini melibatkan penguatan kemampuan Taiwan untuk pertahanan diri serta kemampuan Amerika Serikat untuk mencegah dan menolak setiap upaya kekerasan melintasi Selat Taiwan,” kata Ellis kepada Tsai.
Baca: KDEI Taipei Siapkan 6 Shelter untuk Tampung PMI Bermasalah di Taiwan
FOCUS TAIWAN | REUTERS